Senin, 29 September 2025

Legislator PAN Ungkap Alasan Menolak Rencana Merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PAN, Abdul Hakim Bafagih, menolak rencana penggabungan Pelita Air dengan PT Garuda Indonesia. 

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Tangkap layar akun Youtube TV Parlemen
RENCANA MERGER - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PAN, Abdul Hakim Bafagih, menolak rencana penggabungan Pelita Air dengan PT Garuda Indonesia (Persero). Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Pertamina, Hakim menilai Pelita Air tengah menunjukkan kinerja positif dan tidak selayaknya dilebur dengan Garuda yang masih menghadapi persoalan keuangan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PAN, Abdul Hakim Bafagih, menolak rencana penggabungan Pelita Air dengan PT Garuda Indonesia (Persero). 

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Pertamina, Hakim menilai Pelita Air tengah menunjukkan kinerja positif dan tidak selayaknya dilebur dengan Garuda yang masih menghadapi persoalan keuangan.

“Saya menolak dengan keras upaya penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia,” ujar Hakim dalam RDP, Kamis (11/9/2025).

Dia mengatakan baru-baru ini mencoba layanan Pelita Air dan membagikan pengalamannya di media sosial. 

Menurutnya, respons publik menunjukkan citra positif maskapai tersebut.

“Saya coba sampling sedikit saja bagaimana tanggapan teman-teman tentang Pelita Air. Apik kabeh, Pak, salut saya. Bagus semuanya. Ini perusahaan lagi bagus-bagusnya, lagi cakep-cakepnya,” ungkapnya.

Hakim khawatir penggabungan Pelita dengan Garuda justru merugikan Pelita. 

"Kalau kemudian digabungkan, di-merger atau aksi korporasi lain dengan perusahaan yang lagi terseok-seok, yang periode lalu saya ikut memutuskan upaya penyelamatan Garuda yang sampai sekarang tidak muncul perbaikan-perbaikannya, kasihan Pelitanya saya,” kata dia.

Dia pun menegaskan sikapnya menolak rencana tersebut. 

"Maka dari itu, saya Abdul Hakim Bafagih, Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, menolak upaya itu, menolak rencana itu, keberatan saya,” kata dia.

Menurut Hakim, opsi terbaik adalah menjadikan Pelita Air langsung sebagai anak usaha Danantara Asset Management (DAM), bukan dilebur dengan Garuda.

“Kalau memang mau di-spin off, dijadikan langsung anak usahanya Danantara, anak usahanya holding operasional PT DAM. Jangan kemudian jadi entitas di bawahnya Garuda atau melebur dengan Garuda. Ampun, Pak, ketularan remek, Pak. Pertamina harus bersuara. Saya takut, khawatir terseret Pelitanya nanti,” ucapnya.

Sebagai alternatif penyelamatan Garuda, Abdul Hakim mengusulkan opsi lain. 

"Kalau mau menyelamatkan Garuda, takeover saja Citilink-nya. Masih banyak kok skema yang bisa ditawarkan,” tandas Hakim.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan anak usahanya di sektor penerbangan, Pelita Air, akan digabung dengan Garuda Indonesia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan