Program Makan Bergizi Gratis
Masih Ada Makanan MBG Tersisa, HIPPI Serukan Selera Lokal, Sayur Asem Bisa Jadi Menu Pilihan
HIPPI Jakarta Selatan turut mencermati sejumlah dinamika dan tantangan yang perlu segera mendapat perhatian.
”Lebih jauh, kami menilai bahwa peningkatan mutu rasa dan konsistensi penyajian makanan bisa dicapai melalui kolaborasi dengan koki profesional yang tersertifikasi, sekolah kejuruan tata boga, serta asosiasi kuliner nasional. Mereka dapat dilibatkan dalam pelatihan tim dapur MBG untuk menciptakan standar cita rasa dan presentasi makanan yang lebih menggugah selera, tanpa mengorbankan kandungan gizinya.”
Salah satu perhatian HIPPI Jakarta Selatan adalah pentingnya memperhatikan keamanan pangan (food safety) secara menyeluruh dalam setiap tahap mulai dari produksi, pengemasan, hingga distribusi makanan.
Dalam skala program sebesar MBG, potensi kontaminasi biologis, kimia, maupun fisik dapat berdampak besar bila tidak dikendalikan secara ketat.
Untuk itu, HPPI mendorong agar protokol keamanan pangan yang ketat diterapkan berdasarkan standar internasional seperti HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
HACCP memungkinkan identifikasi titik-titik kritis dalam proses penyediaan makanan dan menetapkan langkah-langkah pencegahan sebelum risiko muncul. Sistem ini terbukti efektif dalam industri makanan global dan sudah semestinya menjadi standar wajib dalam program MBG terutama untuk makanan yang diproduksi secara massal dan disalurkan ke berbagai wilayah, termasuk daerah terpencil.
“Memberi makan anak-anak Indonesia adalah tujuan yang mulia. Tapi memberi makan yang aman adalah tanggung jawab besar yang tidak bisa dikompromikan. Kami siap mendorong penerapan standar HACCP dan keamanan pangan nasional dalam setiap dapur MBG agar tidak hanya bergizi, tapi juga higienis dan aman untuk dikonsumsi.”
Selain aspek manusia, HIPPI Jakarta Selatan mendorong pemanfaatan teknologi pangan modern. Mesin seperti retort, autoclave, dan dapur pintar berbasis teknologi bisa digunakan untuk menjaga konsistensi mutu, memperpanjang masa simpan makanan, serta meningkatkan efisiensi proses produksi di dapur-dapur besar.
Teknologi ini sangat relevan, terutama bagi wilayah terpencil atau 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) yang memiliki kendala logistik dan keterbatasan sumber daya manusia.
HIPPI Jakarta Selatan juga mengusulkan agar pemerintah mulai memberikan insentif kepada pelaku usaha kecil dan menengah di bidang inovasi pangan lokal.
Produk makanan sehat, siap saji, tahan lama, dan berbasis bahan pangan lokal dapat menjadi alternatif penting dalam mendukung keberhasilan program MBG, sekaligus mendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan.
“Program Makan Bergizi Gratis adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam mempersiapkan generasi unggul Indonesia. Tapi kita tidak boleh melupakan satu hal sederhana, makanan bergizi harus enak. Anak-anak harus makan dengan senang hati, bukan karena terpaksa, dan mereka merasa antusias dengan makanan dari pemerintah. Rasa, selera, dan gizi adalah satu kesatuan. HIPPI siap membantu pemerintah mewujudkan dapur-dapur rakyat yang berstandar tinggi baik dari segi rasa, gizi, maupun teknologi.”
HIPPI Jakarta Selatan menegaskan bahwa kesuksesan program MBG tidak hanya ditentukan oleh besar anggaran, tetapi oleh ketepatan dalam perencanaan menu, pemilihan metode pengolahan, pelibatan tenaga lokal, dan adaptasi terhadap selera masyarakat.
Program Makan Bergizi Gratis
Reaksi Kepala BGN Soal 251 Siswa di Kabupaten Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah Diduga Keracunan MBG |
---|
251 Siswa Diduga Keracunan MBG di Binggai Sulteng, Kepala BGN Duga Karena Ikan Cakalang |
---|
Ragam Alasan BGN soal Penyebab Keracunan MBG: Dulu Buntut Masak Terlalu Lama, Kini karena SPPG Baru |
---|
Kepala BGN Sebut Keracunan MBG Dipicu Kemunculan SPPG Baru yang Tak Biasa Masak dalam Jumlah Ribuan |
---|
Heboh Surat Agar Ortu Tidak Gugat Bila Anak Keracunan MBG, Pakar: Seolah Lepas Tanggung Jawab |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.