Kamis, 2 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Kepala BGN Sebut Keracunan MBG Dipicu Kemunculan SPPG Baru yang Tak Biasa Masak dalam Jumlah Ribuan

BGN bakal terus melakukan evaluasi sehingga zero accident dalam program MBG bisa terwujud. BGN ingin zero accident anak jadi cerdas, sehat serta kuat.

Tribunnews.com/Igman Ibrahim
MAKAN BERGIZI GRATIS - Momen Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dan istrinya, Selvi Ananda melakukan inspeksi mendadak (sidak) program makan bergizi gratis di SMKN 1 Batam, Kepulauan Riau, Rabu (10/9/2025). (Igman Ibrahim/Tribunnews.com) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Terutama demi mencegah adanya penerima manfaat yang keracunan.

Baca juga: 251 Pelajar Keracunan MBG di Banggai Kepulauan, Diduga Akibat Ikan Cakalang

Dadan mengatakan, pihaknya memberikan atensi terhadap beberapa kejadian MBG. Misalnya, di Bengkulu hingga di Baubau, Sulawesi Tenggara. Menurut Dadan, salah satu penyebabnya karena banyaknya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru beroperasi.

“Makanya kami kemudian sarankan untuk SPPG baru mulainya bertahap karena ibu-ibu yang biasa masak empat sampai sepuluh orang itu belum tentu bisa untuk masak langsung 1.000 sampai 3.000,” kata Dadan di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2025).

Dadan menekankan, pentingnya satu SPPG memberikan MBG kepada penerima manfaat secara bertahap dalam hal jumlah. Dia mencontohkan, jika satu SPPG bertanggungjawab terhadap 20 sekolah, maka untuk tahap awal sebaiknya memberikan ke dua sekolah dulu.

“Jadi baiknya kalau ada 20 sekolah yang dilayani, untuk hari pertama ya dua sekolah. Nanti dua hari kemudian bertahap jadi empat sekolah. Itu yang kami sarankan,” tutur Dadan.

Sedangkan, Dadan menyoroti mengenai kasus di Baubau. Sbanyak 37 siswa SMA Negeri 7 dan SD Hidayatullah di Baubau, terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena diduga keracunan setelah menyantap menu MBG.

“Kejadian di Maluku di Baubau. Itu (SPPG) sudah delapan bulan berjalan. Jadi sebenarnya sudah biasa,” kata Dadan.

Hanya saja, Dadan mendapati laporan penyebab keracunan lantara SPPG baru saja mengganti penyuplai atau pemasok bahan baku makanan.

“Karena ingin meningkatkan kearifan lokal diganti oleh supplier lokal yang mungkin belum siap,” tutur Dadan.

Di sisi lain, kata Dadan, BGN akan terus melakukan evaluasi sehingga zero accident dalam program MBG bisa terwujud.

“Tentu harus zero accident. Kita kan ingin membuat anak cerdas, sehat, kuat,” tambah Dadan.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program makan siang gratis Indonesia yang dicetuskan pada masa pemerintahan Prabowo Subianto. Program ini dirancang dengan tujuan untuk membangun sumber daya unggul, menurunkan angka stunting (tengkes), menurunkan angka kemiskinan, dan menggerakkan ekonomi masyarakat. 

Baca juga: Heboh Surat Agar Ortu Tidak Gugat Bila Anak Keracunan MBG, Pakar: Seolah Lepas Tanggung Jawab

Program ini juga merupakan rancangan pemerintah Prabowo Subianto dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan terciptanya generasi emas dari bonus demografi, yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju.

Program ini mulai digulir sejak tanggal 6 Januari 2025 di 26 provinsi Indonesia dengan menargetkan siswa-siswi PAUD hingga SMA serta ibu hamil dan menyusui. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada 82,9 juta penerima.

Namun sejak Januari 2025, sejumlah kasus keracunan massal dilaporkan terjadi di berbagai daerah di Indonesia, diduga terkait dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan di sekolah-sekolah. Setidaknya sudah ada nyaris 60 kasus keracunan MBG yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: Kepala BGN Dadan Mendadak Ditelepon Prabowo, Tanya Isu Ompreng MBG Diduga Mengandung Minyak Babi

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved