Sabtu, 4 Oktober 2025

Pakar: Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Sejalan dengan Penelitian

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memberikan rekomendasi agar jumlah penderita diabetes tipe II dan obesitas mesti dikendalikan.

dok.Kompas
Ilustrasi minuman kemasan berpemanis. Hasil riset atau meta analisis yang sudah amat banyak dilakukan di seluruh negara di dunia menyimpulkan bahwa konsumsi sugary drinks ini dikaitkan dengan diabetes dan obesitas. 

“Semua kategori minuman siap saji atau RTD mengalami penurunan yang sangat signifikan di tahun 2020 dan di tahun 2021 masih belum menunjukkan recovery dibanding pre-pandemic level," tuturnya.

Data terakhir menunjukkan, Compunded Annual Growth Rate (CAGR) industri minuman 3 tahun terakhir ada di angka nol persen atau tidak ada pertumbuhan.

"Artinya secara pertumbuhan industri tidak ada pertumbuhan. Ini menjadi tantangan kita semua di sebagai pelaku industri minuman," imbuhnya.

Yang saat ini mendominasi penjualan industri minuman adalah Air Minum Dalam Kemasan atau AMDK dengan kontribusi sekitar 60-70 persen dari total volume.

Posisi kedua ada minuman teh kemasan.

"Tetapi kita lihat dalam 3 tahun terakhir pun sejak pandemi ternyata teh juga tidak tumbuh. Inilah tantangannya, di mana Covid itu berdampak besar bagi industri. Industri minuman ringan masih dalam proses pemulihan pasca Covid-19," ungkap Triyono.

Tingkat penjualan secara umum mengalami pertumbuhan sebesar 3,1 persen dari 2022 ke 2023, namun penyumbang utama dari pertumbuhan tersebut adalah air mineral.

Tanpa penjualan air mineral industri minuman ringan mengalami pertumbuhan negatif atau minus 2,6 persen.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved