Tribunners / Citizen Journalism
Konflik Palestina Vs Israel
Sepakbola Tak Bisa Lagi Bersembunyi di Balik Netralitas Soal Palestina, Segera Kartu Merah Israel
Dunia sepak bola akhirnya menyadari bahwa diam bukanlah jawaban yang tepat atas perang genosida yang sedang dilakukan Israel di Gaza.
Editor:
Muhammad Barir
Sepakbola Tak Bisa Lagi Bersembunyi di Balik Netralitas Soal Palestina, Segera Kartu Merah Israel
TRIBUNNEWS.COM- Dunia sepak bola akhirnya menyadari bahwa diam bukanlah jawaban yang tepat atas perang genosida yang sedang dilakukan Israel di Gaza.
FIFA dituntut untuk segera memberi kartu merah untuk Israel, sepakbola tak bisa lagi bersembunyi di balik netralitas, ketika menyangkut soal Palestina.
Dalam tulisannya di TRT World, Leyla Hamed, jurnalis olahraga asal London menulis selama bertahun-tahun, tanggapan sepak bola Eropa terhadap Palestina didefinisikan oleh sikap diam, penghindaran, dan penyitaan bendera.
Ketika para pendukung mengibarkan spanduk Palestina, spanduk tersebut seringkali diturunkan berdasarkan peraturan yang melarang “simbol politik”.
Ketika pemain dari Gaza terbunuh, pernyataan resmi — jika memang ada — disampaikan dengan bahasa yang samar tentang “konflik” dan “tragedi”.
Pesannya jelas: politik tidak punya tempat dalam sepak bola.
Namun, ini bukan hanya soal politik. Apa yang terjadi di Gaza adalah bencana kemanusiaan, dan sepak bola tidak bisa mengabaikannya.
Dalam beberapa minggu terakhir, dunia sepak bola telah menyaksikan serangkaian gerakan dan keputusan — dari klub, federasi, mantan bintang, dan bahkan pemerintah — yang menunjukkan bahwa netralitas tidak lagi dapat dipertahankan.
Selama dua tahun terakhir, kelompok pendukung telah memaksakan isu ini ke dalam kesadaran sepak bola.
Setelah Brigade Hijau di Celtic Park menyerukan solidaritas pada tahun 2023, spanduk dan tifo pun menyebar. Bendera Palestina menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya sepak bola Eropa, bahkan ketika para pengurus stadion mencoba menyitanya.
Gerakan akar rumput itu terus berkembang.
Sebuah surat yang dikoordinasikan oleh Olahraga Skotlandia untuk Palestina , yang menuntut FIFA dan UEFA “kartu merah Israel,” telah ditandatangani oleh lebih dari tujuh juta orang di seluruh dunia.
Minggu demi minggu, para pendukung telah menunjukkan bahwa diam bukanlah pilihan. Apa yang kita saksikan bukan sekadar pernyataan politik, melainkan tuntutan akan pengakuan atas tanggung jawab kemanusiaan bersama.
UEFA telah berjuang untuk menahan tekanan ini.
Pada final Piala Super di Udine bulan Agustus ini, mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Hentikan Pembunuhan Anak-Anak” dan mengumumkan dukungan yayasan terhadap Palestina.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Konflik Palestina Vs Israel
Balas Drone Houthi, Israel Ledakkan Markas Houthi di Jantung Sanaa |
---|
Trump: Saya Tak Izinkan Israel Caplok Tepi Barat, Sudah Cukup |
---|
Takut Ditangkap, Netanyahu Terbang ke New York Lewat Jalur Memutar, Hindari Prancis dan Spanyol |
---|
MUI Apresiasi Pidato Presiden di PBB, Serukan Kirim Pasukan Perdamaian RI ke Gaza |
---|
RI Geser Narasi Tradisional, Siap Rangkul Israel Asalkan Palestina Diakui |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.