Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Konflik Palestina Vs Israel

Sepakbola Tak Bisa Lagi Bersembunyi di Balik Netralitas Soal Palestina, Segera Kartu Merah Israel 

Dunia sepak bola akhirnya menyadari bahwa diam bukanlah jawaban yang tepat atas perang genosida yang sedang dilakukan Israel di Gaza.

Editor: Muhammad Barir
Tangkapan layar X/@DataFutebol
KARTU MERAH BUAT ISRAEL- Para suporter tim Yunani PAOK membentangkan spanduk dorongan untuk memberikan kartu merah untuk Israel karena genosida yang dilakukannya di Gaza. 

Rusia dikeluarkan dari kompetisi beberapa hari setelah perang melawan Ukraina. Israel terus berkompetisi tanpa henti. 

Ketika Gianni Infantino dikonfrontasi oleh seorang anggota Aliansi Hitam untuk Perdamaian tentang penangguhan Israel dari Piala Dunia, ia menyeringai — sebuah isyarat yang menggambarkan ketidakpedulian dunia sepak bola saat atlet dan fasilitas Palestina dihancurkan secara sistematis.

Sepak bola tidak pernah netral. Tidak netral ketika Afrika Selatan diusir selama apartheid. Tidak netral ketika Yugoslavia dilarang selama perang. Tidak netral ketika Rusia diusir setelah serangannya di Ukraina, atau masih memaksa tim Belarus bermain tanpa penonton di tanah netral karena dianggap mendukung Moskow. 

Masing-masing keputusan tersebut menjadi preseden: permainan tidak dapat mengabaikan kekerasan massal tanpa melibatkan dirinya sendiri.

Membiarkan Israel terus bermain sementara sepak bola Palestina dihancurkan bukanlah netralitas tetapi keterlibatan. 

Para penggemar sudah memahami hal ini; mereka telah membawa bendera, memenuhi tribun, dan mengangkat isu ini ke permukaan. Yang tersisa adalah apakah FIFA dan UEFA akan mengikuti, atau apakah mereka akan dikenang bersama mereka yang menyeringai dan menunda sementara seluruh budaya olahraga dihancurkan.

Sejarah selalu menuliskan pilihan-pilihan sepak bola ke dalam catatannya. 

Pertanyaannya bukanlah apakah olahraga ini akan memihak; olahraga ini sudah melakukannya. Pertanyaannya adalah apakah olahraga ini akan memperbaiki arahnya sebelum kebisuan menjadi salah satu bab paling memalukan dalam sejarah olahraga yang indah ini.

 

 

 

SUMBER: TRT WORLD  

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved