Tribunners / Citizen Journalism
Pidato Presiden, Retorika Dialogis atau Represi Simbolis?
Pidato Presiden Prabowo 31 Agustus 2025 tegaskan negara dengar aspirasi rakyat, koreksi DPR, namun keras terhadap aksi anarkis.
Editor:
Glery Lazuardi
Ia mungkin mengandung paradoks, tetapi paradoks itu justru mencerminkan dinamika demokrasi kita hari ini. sebuah ruang yang selalu diperebutkan antara janji ketertiban, tuntutan kebebasan, dan permainan kuasa simbolik.
Maka, kita patut bertanya, akankah pidato Presiden Prabowo ini benar-benar menjadi tonggak bagi terbukanya ruang dialogis, ataukah ia hanya sekadar seremoni retoris yang membungkus tindakan represi simbolik?
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Prabowo Monitor Keracunan MBG Meski Sedang Berada di Luar Negeri, Segera Panggil Kepala BGN |
![]() |
---|
Prabowo Tiba di Indonesia Usai Kunjungan dari Belanda Hingga Kanada, Bawa Sejumlah Kesepakatan |
![]() |
---|
Gibran Dinilai Sulit untuk Dampingi Prabowo di Periode Kedua, Ada Faktor Ekosistem Politik & Sejarah |
![]() |
---|
Pernah Jadi Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Sindu Peradjin Ungkap Alasan Bela Nikita Mirzani |
![]() |
---|
Arti Seruan Jokowi soal Prabowo-Gibran 2 Periode, Pengamat: Untuk Lawan Narasi Negatif Keluarga Solo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.