Minggu, 5 Oktober 2025

Rp9,9 Triliun untuk Hilirisasi Komoditas Perkebunan, Amran Dapat Pesan Prabowo: Mulai Sekarang Kerja

Komoditas tebu diperkirakan menyerap tenaga kerja sebanyak 700.000 orang dengan prediksi hasil produksi 1,6 juta ton atau senilai Rp 23,20 triliun.

Diaz/Tribunnews
HILIRISASI KAKAO HINGGA KELAPA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat rapat bersama para kepala daerah di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (22/9/2025). Pemerintah berencana menggenjot pengembangan dan hilirisasi komoditas strategis perkebunan mulai dari kakao hingga kelapa. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menggenjot pengembangan dan hilirisasi komoditas strategis perkebunan.

Hilirisasi merupakan proses pengolahan bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi, dengan tujuan meningkatkan nilai ekonomi suatu komoditas dan memperkuat kemandirian industri dalam negeri.

Ada beberapa komoditas yang akan digenjot, yaitu tebu, kakao, kelapa, kopi, mete, dan lada/pala.

Alokasi Anggara Belanja Tambahan (ABT) untuk mendukung kegiatan tersebut sebesar Rp 9,95 triliun selama 2025-2027.

Detailnya, Rp 2,54 triliun pada 2025, Rp 5,83 triliun pada 2026, dan Rp 1,58 triliun pada 2027.

Baca juga: Transformasi Perkebunan: BPDP Dorong Hilirisasi Sawit, Kelapa, dan Kakao

"Sekarang anggarannya sudah ada. Bapak Presiden (Prabowo Subianto) tambahkan, 'Mulai sekarang kerja.' Anggarannya ada Rp 9,9 triliun ini," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di kantor Kementan, Jakarta Selatan, Senin (22/9/2025).

Detailnya, untuk tebu, target tanam ditetapkan seluas 200.000 hektare (ha) dengan biaya tanam Rp 0,75 triliun dan biaya benih Rp 1,52 triliun. Total kebutuhan anggaran mencapai Rp 2,27 triliun.

Komoditas tebu diperkirakan menyerap tenaga kerja sebanyak 700.000 orang dengan prediksi hasil produksi 1,6 juta ton atau senilai Rp 23,20 triliun.

Kemudian, kakao memiliki target tanam 248.500 hektare. Biaya tanamnya Rp 0,99 triliun dan biaya benih Rp 2,49 triliun, sehingga total Rp 3,47 triliun.

Serapan tenaga kerja diperkirakan 122.667 orang dengan hasil produksi 248.500 ton atau senilai Rp 67,10 triliun.

Selanjutnya, kelapa memiliki target tanam mencapai 221.890 hektare. Biaya tanam Rp 0,55 triliun dan biaya benih Rp 0,61 triliun, sehingga total Rp 1,16 triliun.

Komoditas kelapa diperkirakan menyerap tenaga kerja sekitar 250.000 orang dengan hasil produksi 2,88 juta ton atau senilai Rp 5,77 triliun.

Berikutnya, komoditas kopi ditargetkan memiliki target tanam seluas 99.500 hektare dengan biaya tanam Rp 0,79 triliun dan biaya benih Rp 1,37 triliun. Total kebutuhan mencapai Rp 2,16 triliun.

Hilirisasi komoditas kopi diproyeksikan menyerap 312.500 tenaga kerja dengan hasil produksi 199.000 ton atau senilai Rp 14,93 triliun.

Sementara itu, komoditas mete memiliki target tanam 50.000 hektare. Biaya tanam Rp 0,42 triliun dan biaya benih Rp 0,12 triliun, sehingga total Rp 0,54 triliun.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved