Selasa, 7 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Menelaah Mesin Baru Pertumbuhan Ekonomi dan Posisi Rojali & Rohana

Ekonomi RI tumbuh 5,12% di Q2-2025. Konsumsi, industri, dan investasi jadi motor utama di tengah fenomena Rojali & Rohana.

Editor: Glery Lazuardi
dok. FH Universitas Trisakti
Pakar kebijakan publik Universitas Trisakti, Jakarta, Trubus Rahardiansah 

Pemicunya adalah lonjakan investasi pada mesin dan perlengkapan yang tumbuh 25,3% yoy, sejalan dengan kenaikan produksi industri mesin dan perlengkapan sebesar 18,75%, rekor tertinggi dalam 24 tahun terakhir.

Ini menandakan ekonomi kita tidak hanya ditopang konsumsi, tetapi juga investasi pada alat produksi.

Belanja modal pemerintah bahkan meningkat 30,37%, menunjukkan bahwa langkah-langkah incremental yang dilakukan pemerintah, seperti pembangunan gudang logistik, sekolah rakyat, hingga pembelian alat produksi untuk industri strategis, mulai membuahkan hasil nyata.

Teori incrementalism menjelaskan fenomena ini: pertumbuhan tidak lahir dari satu kebijakan besar yang revolusioner, tetapi dari serangkaian kebijakan kecil yang konsisten, terarah, dan saling memperkuat.

Pertumbuhan ekonomi yang terus membaik mencerminkan kesungguhan pemerintah  Prabowo-Gibran dalam mengatasi berbagai persoalan tuntutan kesejahteraan ekonomi publik yang merata.

Fenomena Rojali dan  Rohana yang akhir-akhir ini mengemuka di ruang publik menjadi perhatian pemerintah dalam menata fondasi ekonomi yang kuat, sehingga ketika fenomena tersebut dianggap sebagai pelemahan ekonomi sebagaimana dikemukakan oleh beberapa pihak, sesungguhnya oleh pemerintah sudah mampu diubah dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang menggembirakan.

Menjaga Momentum Pertumbuhan

Meski sinyal positif terlihat jelas, pemerintah tidak boleh lengah. Konsumsi dan investasi yang menyumbang lebih dari 70% PDB harus terus dijaga momentumnya.

Pertama, stimulus yang tepat sasaran seperti subsidi transportasi dan program-program yang menambah disposable income perlu dilanjutkan.

Kedua, dorongan investasi produktif harus difokuskan pada sektor-sektor strategis seperti industri pengolahan, energi terbarukan, dan teknologi.

Ketiga, stabilitas harga pangan dan energi harus dijaga agar daya beli tidak kembali tergerus.

Melalui lensa policy feedback theory, keberhasilan ini juga berpotensi menciptakan efek balik positif.

Ketika masyarakat merasakan dampak langsung dari kebijakan pemerintah, baik dalam bentuk konsumsi yang terjaga maupun peluang kerja dari reindustrialisasi, maka dukungan publik terhadap kebijakan ekonomi akan semakin menguat.

 Dukungan ini penting sebagai modal politik dan sosial untuk melanjutkan reformasi ekonomi ke tahap berikutnya.

Pertumbuhan ekonomi 5,12% bukan sekadar angka. Ia mencerminkan sinergi konsumsi yang tetap solid, kebangkitan industri pengolahan, dan lonjakan investasi yang berorientasi produktif.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved