Senin, 6 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Jakarta dan Budaya Betawi Mendunia

Jakarta menuju kota global dengan menjadikan budaya Betawi sebagai identitas, daya tarik wisata, dan pendorong ekonomi kreatif.

|
Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
RAHMAT HIDAYAT - Rahmat Hidayat menjelaskan Budaya Betawi jadi jiwa Jakarta menuju kota global. Pelestarian budaya lokal dipadukan dengan inovasi dan pembangunan berkelanjutan. 

H. Rachmat Hidayat S.I.Kom.M.Si

News Manager Tribunnews.com

Riwayat Pendidikan

  • Magister Sains (M.Si.) Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI)

Pengalaman Sebagai Wartawan

  • Wartawan di  berbagai media sejak 1999. Meliputi penugasan di daerah, seperti Jawa Barat dan Yogyakarta, 
  • Wartawan  Istana Kepresidenan era pemerintahan SBY-Jusuf Kalla dan pada era SBYBoediono
  • Menjadi delegasi di Inter Parliamentary Union dan Konferensi Perubahan Iklim di IFEMA

TRIBUNNEWS.COM - Dalam laporan Enginering Cites Outlook tahun 2014, Jakarta diprediksi menjadi kota besar yang bisa bersaing dengan kota-kota lain di dunia. Sementara dalam laporan Global City Index tahun 2023, Jakarta ditempatkan sebagai kota global di urutan ke-74 dari 159 kota di dunia. Badan Perencanaan Pembangunan Jakarta mengungkap enam syarat atau indikator Jakarta sebagai kota global.  Diantaranya perekonomian yang mapan dan terkoneksi secara global,  kapasitas riset dan informasi yang baik dan terus menerus, ruang yang nyaman untuk dihuni, cultural value yang menarik wisatawan untuk berkunjug, lingkungan yang bersih, nyaman dan berkelanjutan serta aksesbilitas yang terkoneksi secara inter dan inter kota. 

Namun, Jakarta dibawah peringkat dari Kuala Lumpur dan Kota Bangkok. Meski, Jakarta berdasar peringkat masih di atas Kota Manila. Presiden Director & Partner Kearnet Indonesia, Shirley Santoso mengungkap, salah satu cara agar Jakarta dapat menaikkan peringkatnya adalah dengan melalukan inovasi dan berinvestasi. (Puspadini, 2024). 

Professor Sosiologi Universitas Chicago Saskia Sassen mengklasifikasikan, kota global adalah bagian dari kota dunia. (Sassen, 2013) mempaparkan tujuh hipotesisnya tentang kota global. Yang pertama, syarat utama kota global adalah adanya kegiatan ekonomi. Menjadi kota yang menjadi pusat pembiayaan dan jaringan operasional perusahaan dan pelayanan yang memadai.  Sebagian besar kota global menurutnya merupakan kota dunia. 

Penyebaran kegiatan ekonomi menandai globalisasi berbarengan dengan integrasi simultan dari kegiatan yang tersebar secara geografis sehingga menjadi faktor kunci sebuah pertumbuhan ekonomi. 

Mengelola, melayani mengkoordinasikan serta membiayai jaringan operasi sebuah perusahaan. Hipotesis pertamanya saling terkait dengan pemikiran kedua. 

Ia mengibaratkan kantor kantor utama yang ada pada sebuah kota global. Ia mencontohkan jasa atau kantor akuntansi, hukum,yang berhubungan dengan masyarakat, telekomunikasi serta jasa lainnya saling terspesialisasi.

Sudut pandang Sassen selanjutnya  mengenai kota global. Adalah setiap perusahaan jasa bergerak secara global, memiliki kompleksitas dari yang dihasilkan dan memiliki kecepatan dan membentuk aglomerasi baru. Menjadi bagian kelompok pada sebuah kota global identik dengan saluran informasi yang intens dan padat.  Hipotesis Sassen selanjutnya menguatkan apa yang diungkapkan sebelumnya, semakin banyak kantor pusat dan menciptakan perekonomian yang teraglomerasi, terspesialisasi dan berjejaring (network), ditegaskan dengan jumlah kantor yang menjadi pusat perekonomian, jasa, para pebisnis dan yang lain dan saling terintegasi menjadi salah cari dari sebuah kota global. 

Layanan publik yang terintegasi secara global, saling bermitra serta penguatan dalam melakukan transaksi. Selain itu, pertumbuhan pasar yang menyebabkan terjadinya transaksi keuangan yang menunjukkan serangkaian jaringan kota transaksional  adalah hal penting dalam sebuah kota global, yang mendunia. Lahirnya para individu profesional berkualitas dalam bidang apapun seakan memperlihatkan adanya ketimpangan yang terjadi di daerah yang jauh atau kota yang berada di pedalaman sebuah negara. 

Dinamika masyarakatnya yang tinggal di kota global berfariasi dalam mengekpresikan caranya untuk bertahan hidup. Sassen menggarisbawahi dari hipotesisnya kelima, keenam dan ketujuh saling berkaitan dan menyimpulkan sistem yang global adalah sebuah kepastian, sebagai fungsi dalam kota global, transaksi yang terjadi secara global. 

Sassen dalam karyanya yang lain, The Global City mendefinisikan kota global sebagai simpul utama dalam sistem ekonomi global. Yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan, layanan keuangan dan aktivitas ekonomi internasional. Kota global tidak hanya sekedar tempat, tapi menjadi pusat ekonomi global yang kompleks dengan dampak yang luas. (Sassen, The Global City, 2008).

Ciri kota global menurut Saskia Sassen:

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved