Jejak Mulia Masjid Raya Al Falah Sragen, Menyemai Ibadah di Tanah Wakaf PG Mojo
Masjid Raya Al Falah Sragen merupakan masjid yang berdiri diatas tanah pemberian dari Pabrik Gula Mojo Sragen pada tahun 1960-an.
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah bangunan megah dengan menara yang menjulang gagah berdiri kokoh di pinggir jalan provinsi yang menghubungkan Provinsi Jawa Timur dengan ruas batas Kota Surakarta.
Bukan sekadar penanda geografis, Masjid Raya Al Falah seolah-olah menjadi mercusuar spiritual, pusat pendidikan, sekaligus denyut nadi kegiatan sosial masyarakat.
Saat adzan dikumandangkan, gema suaranya merdu meneduhkan, memanggil seluruh kalangan di penjuru kota untuk melepaskan hiruk pikuk keduniawian meski untuk sebentar.
Memasuki pelatarannya yang luas nan rindang, jamaah akan disambut dengan suasananya yang tenang sembari disuguhkan teh jahe gratis buatan marbot dan relawan.
Semakin jauh kaki melangkah ke dalam, jamaah akan ditawarkan dengan sejumlah deretan pedagang umkm yang sedang menanti pembeli datang.
Tampak beberapa jemaah merebahkan badan di ubin serambi masjid beralaskan matras yang telah disediakan.
Masjid Raya Al Falah Sragen merupakan masjid yang berdiri diatas tanah pemberian dari Pabrik Gula Mojo Sragen pada tahun 1960-an.
Awalnya masjid ini dikenal dengan nama Masjid Al-Ittihad, namun setelah turun SK dari pemerintah kabupaten Sragen, masjid Al-Ittihad berganti nama menjadi Masjid Raya Al Falah Sragen.
Pada tahun 2000, melalui SK Bupati H.R Bawono memutuskan bahwa pemakmuran Masjid Raya Al Falah diberikan kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen.
Ketua Takmir pada saat itu bernama Drs. H. Sauman, kemudian terjadi pergantian ketua takmir pada tahun 2015 menjadi Kusnadi Ikhwani S.P.
Pergantian ketua takmir masjid tersebutlah yang menjadi sebab atas transformasi masjid Al Falah yang dulu dan sekarang.
Baca juga: Kisah Penjual Sempol, Mengais Rezeki Lewat Program Pemberdayaan UMKM Masjid Al Falah Sragen
Selayaknya masjid pada umumnya di Indonesia, Masjid Raya Al Falah tidak mengusung arsitektur tertentu dalam pembangunannya.
Menggunakan atap tumpang (bertingkat), berbentuk bujur sangkar, tanpa kubah, adanya serambi, dan terdapat menara yang terpisah.
Tidak menawarkan filosofi mendalam, Masjid Raya Al Falah Sragen justru menawarkan manajemen masjid modern untuk masa depan.
Pada tahun 2018, sebuah visi masjid tercetuskan, yang disebut-sebut sebagai 3M, melayani, mencerahkan, dan membahagiakan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.