Jejak Mulia Masjid Raya Al Falah Sragen, Menyemai Ibadah di Tanah Wakaf PG Mojo
Masjid Raya Al Falah Sragen merupakan masjid yang berdiri diatas tanah pemberian dari Pabrik Gula Mojo Sragen pada tahun 1960-an.
Alan juga berharap agar Masjid Raya Al Falah Sragen menjadi tempat yang dapat memberi manfaat tidak hanya sepiritual namun juga dapat difungsikan sebagai tempat untuk memajukan peradaban.
“Harapannya Masjid Al Falah ini bisa menjadi Madinah Al Munnawarah nya Sragen, yang bisa memberi manfaat tidak hanya secara spiritual, namun juga bisa berfungsi dalam mengemban dakwah. Selain itu juga bisa jadi tempat yang diperhitungkan oleh anak muda, dan masyarakat semakin me-notice masjid,” harapnya.
Salah seorang jemaah mengaku datang ke masjid Raya Al Falah karena merasa nyaman dengan suasana masjid dan pelayanannya yang maksimal.
“Saya sering ke sini, biasanya saya belanja dulu ke pasar, terus baru ke masjid. Disini nyaman, public spacenya terbuka, rindang,” ungkap Prapti (46), seorang ibu rumah tangga yang turut menjadi jamaah masjid Raya Al Falah Sragen.
Yoshua (14), seorang pelajar non-Muslim juga mengaku sering menghabiskan waktu di teras masjid bersama teman-temannya.
“Di sini tempatnya bersih, marbotnya baik, ada WiFi buat nunggu jemputan atau mabar (main bareng)," kata Yoshua polos.
Kini, Masjid Raya Al Falah Sragen bukan lagi sekadar alamat tanpa tuan, ia dikenal oleh masyarakat.
Masjid Raya Al Falah sragen telah bertransformasi menjadi destinasi rohani, tempat berlindung bagi orang yang memiliki masalah, inkubator bagi talenta muda, dan penggerak ekonomi umat.
(mg/Nur Hidayah)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.