Sabtu, 4 Oktober 2025

Jejak Mulia Masjid Raya Al Falah Sragen, Menyemai Ibadah di Tanah Wakaf PG Mojo

Masjid Raya Al Falah Sragen merupakan masjid yang berdiri diatas tanah pemberian dari Pabrik Gula Mojo Sragen pada tahun 1960-an.

mg/Nur Hidayah
AL FALAH - Bagian utama Masjid Al Falah Sragen, difoto pada Rabu (6/8/2025). 

Visi tersebut diterjemahkan menjadi sebuah program pelayanan yang berjalan selama 24 jam nonstop.

Keputusan ini awalnya menuai pertentangan, karena mengkhawatirkan perihal keamanan, namun justru kini menjadi kekuatan utama kehidupan masjid.

Dengan dibantu oleh empat orang satpam yang berjaga secara bergantian, Masjid Raya Al Falah membuka pintu gerbangnya untuk siapa saja dan kapan saja.

Dibalik ukiran pagar temboknya nan menawan, kehidupan shubuh menjadi salah satu program unggulan yang berusaha untuk digemakan.

Selepas subuh, jamaah tidak langsung beranjak untuk pulang, mereka akan diarahkan untuk membentuk lingkaran-lingkaran kecil dilanjutkan membaca al quran maupun mendengarkan kajian.

Sementara itu, suasana di sore hari kembali ramai dengan suara riang anak-anak yang belajar di Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA).

Direktur Masjid Raya Al Falah, Muhammad Alan Putra Irawan, menyatakan bahwa program masjid Masjid Al Falah Sragen menekan pada fungsi sosial.

“Jadi Masjid Raya Al Falah itu adalah simbol masjid sentral di Sragen, yang berfokus pada program pelayanan, karena jamaah kita mayoritas orang-orang yang transit, jadi kami lebih fokus pada program pelayanan. Selain itu kami juga fokus sama fungsi masjid itu sendiri, pada fungsi sosial, fungsi pendidikan, dan ada public space juga, jadi masjid itu tidak hanya untuk sholat, tapi orang-orang juga datang untuk mencari solusi.” ujarnya pada Rabu, (6/8/2025).

Untuk menopang operasional, Masjid Raya Al Falah mendirikan Badan Usaha Milik Masjid (BUMM) atau bisa disebut dengan"Baitul Muamalah".

Unit usaha BUMM tersebut meliputi penyewaan WiFi, Alfalah Market, dan depot air isi ulang yang kemudian menjadi sumber pendapatan masjid.

Disisi lain, Masjid Al Falah Sragen juga memberdayakan UMKM sekitar masjid dengan mendirikan kios di area masjid dengan biaya sewa 0 rupiah alias gratis. 

Terdapat pula program "Kajian Pejuang Nafkah", sebuah pengajian yang ditujukan untuk masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. 

Pesertanya tidak hanya mendapat ilmu, tetapi juga pulang dengan membawa paket sembako

Selain itu, dalam pernyataanya Alan, mengungkapkan bahwa Masjid Raya Al Falah juga menjadi "rumah" bagi para ahlussuffah (sebutan bagi anak-anak muda yang tinggal dan mengabdi di masjid) 

“Mereka (ahlussuffah) datang dengan berbagai problematika, lalu dirangkul, diasuh, dan ditempa supaya menjadi talenta-talenta muda dalam mengemban amanah dakwah,” terangnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved