Rabu, 1 Oktober 2025

3 Konflik Besar antara Jokowi vs PDIP: Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 hingga Pemecatan

Tiga konflik besar yang pernah terjadi antara Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan mantan partainya, PDIP.

Kolase Tribunnews/TribunSolo.com/ist
JOKOWI DAN PDIP - Kolase foto: Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan logo PDIP. Ada beberapa konflik panas yang sempat terjadi antara Jokowi dan sang mantan partai, termasuk ketika Jokowi beralih dukungan ke Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 lalu. 

Tak hanya Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution juga dipecat.

Pemecatan anak dan menantu Jokowi itu dituangkan dalam SK nomor 1650/KPTS/DPP/XII/2024 dan 1651/KPTS/DPP/XII/2024.

Kedua surat keputusan tersebut ditetapkan pada 4 Desember 2024 dan ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Pemecatan ini didasarkan pada pelanggaran kode etik.

Jokowi dinilai melanggar AD/ART partai 2019 serta telah menyalahgunakan kekuasaan dan merusak tatanan demokrasi. 

Gibran disebut melanggar etik juga karena maju sebagai calon wakil presiden 2024 dari partai lain.

Sementara, Bobby dinilai melanggar kode etik partai karena maju sebagai calon gubernur Sumatera Utara (Sumut) dari partai lain. 

Bobby maju Pilkada Sumut 2024 diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang juga mengusung Prabowo - Gibran.

Setelah pemecatan tersebut, PDIP sempat melontarkan permintaan maaf karena telah menghadirkan Jokowi di panggung politik Indonesia dan telah dianggap menyimpang dari nilai-nilai partai.

“Itu tentu ada andil, keringat, tenaga dari PDI Perjuangan. Tetapi kita melihat bahwa setelah 9 tahun menjadi presiden, itu setahun terakhir banyak sekali langkah-langkah politik yang menurut kami di luar etika, moral, politik yang diperjuangkan oleh PDI-P,” ujar Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus di Kantor DPP PDIP, Kamis (19/12/2024), dilansir Kompas.com

“Bahkan kita menyaksikan sendiri bagaimana MK, bagaimana MA kemudian ditepuk untuk memuaskan tujuan-tujuan politik dari Jokowi dan keluarganya,” sambungnya.

Meski begitu, Deddy tak mau jika segala kesalahan yang dilakukan Jokowi sepenuhnya menjadi tanggung jawab PDIP.

Sebab, kata Deddy, PDIP tak menduga bahwa Jokowi justru menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan politiknya pribadi.

“Ibu Puan sendiri sudah pernah secara langsung dalam Rakernas tahun lalu itu menyampaikan permohonan maaf karena melahirkan kader yang kemudian mengangkangi yang namanya konstitusi,” kata Deddy.

“Berkali-kali juga saya katakan, jangankan kami PDI Perjuangan. Mungkin malaikat pun tertipu dengan kelakuannya satu tahun terakhir. Saya kira ini final saya gak mau lagi menyebut-nyebut nama itu,” pungkasnya.

(Tribunnews.com/Rizki A./Galuh Widya/ed: Wahyu Aji) (Kompas.com) (Wartakotalive.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved