Minggu, 5 Oktober 2025

Nusantara Infrastructure & Rappo Berdayakan Perempuan Olah Limbah Plastik Jadi Fesyen

Kolaborasi Nusantara Infrastructure dan Rappo Indonesia berhasil mengubah sampah plastik jadi fesyen ramah lingkungan dan buka peluang ekonomi baru.

Editor: Content Writer
Istimewa
OLAHAN LIMBAH PLASTIK - Produk fesyen hasil olahan limbah plastik karya mitra binaan Nusantara Infrastructure dan Rappo Indonesia dipamerkan dalam ajang fesyen berkelanjutan. 

TRIBUNNEWS.COM - Komitmen terhadap keberlanjutan PT Nusantara Infrastructure Tbk terus diwujudkan melalui berbagai inisiatif nyata untuk mendukung prinsip ekonomi sirkular dan pelestarian lingkungan.

Salah satunya melalui kolaborasi dengan Rappo Indonesia dalam Program Komunitas Berdaya Nusantara untuk Pemberdayaan Perempuan dalam hal pengolahan limbah plastik menjadi produk fesyen ramah lingkungan.

Indah D.P. Pertiwi, Head of Corporate Communication & CSR PT Nusantara Infrastructure Tbk mengatakan, “Melalui program ini, kami tidak hanya menjalankan tanggung jawab sosial, tetapi juga membangun ekosistem ekonomi sirkular yang berdampak langsung pada masyarakat."

"Nusantara Infrastructure ingin memastikan bahwa keberlanjutan bukan sekadar jargon, melainkan strategi bisnis yang memberi nilai tambah bagi lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru, khususnya bagi perempuan di wilayah operasional kami," lanjutnya.

Dimulai sejak Mei 2025, program dengan pendekatan ekonomi sirkular ini melibatkan Warga Kampung Nelayan Untia, Makassar khususnya para perempuan. Kegiatan pelatihan diberikan kepada 18 perempuan untuk meningkatkan jumlah mitra binaan pengrajin produk.

Selain pelatihan, para binaan juga mendapatkan pendampingan produksi dan peningkatan kapasitas diri dalam hal menjahit atau membuat produk, serta terlibat dalam proses waste management.

Salah satu mitra binaan, Rahmatang (50 tahun) mengatakan, “Saya sudah 4 tahun menjadi mitra binaan Rappo Indonesia. Sebelumnya, penghasilan yang saya dapat per-bulannya kurang dari satu juta rupiah. Dengan menjadi binaan pengrajin produk, penghasilan bulanan yang saya dapat bisa sampai Rp3 juta perbulan, tergantung banyaknya produk yang bisa saya hasilkan.”

Baca juga: Kantong Berbahan Singkong, Bisa Jadi Alternatif Kurangi Limbah Plastik

Dukungan untuk Tingkatkan Produksi

Untuk mendorong peningkatan jumlah produksi, dukungan sarana prasarana dalam bentuk pengadaan mesin upcycle juga diberikan. Dalam periode satu bulan saja, mesin upcycle telah meningkatkan kapasitas daur ulang sampah plastik sebesar 11,33 persen yang berdampak pada hasil produksi produk.

Melalui proses daur ulang inovatif yang dikembangkan, limbah plastik rumah tangga dikumpulkan, dibersihkan dan diproses menjadi bahan baku tekstil.

Bahan ini kemudian dijadikan produk fesyen berkualitas tinggi, yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang keberlanjutan bernilai ekonomi yang estetik. Hasil produk dari limbah tersebut berbentuk tas, dompet, laptop sleeve, notebook dan aksesoris yang di desain modern. 

Sebagai bentuk penguatan rantai nilai sirkular, program ini juga terintegrasi dengan Program Kampung Bersih Nusantara (KBN), salah satu Program CSR unggulan Perusahaan di Makassar.

Dari Bank Sampah di KBN, hampir 80 kilogram sampah dalam kurun waktu dua bulan telah diserap. Sampah-sampah tersebut selanjutnya di beli Rappo 3 kali lebih tinggi dari harga di pasaran untuk selanjutnya dipilah dan diolah menjadi bahan baku produk.

Program ini juga menyasar pengurus Bank Sampah di KBN yang juga akan mendapat edukasi tentang bagaimana proses pemilahan sampah agar lebih bernilai jual tinggi.

Sehingga, program ini tidak hanya berkontribusi dalam pengurangan limbah plastik di Kota Makassar, tetapi juga membuka peluang ekonomi sirkular bagi komunitas lokal, menciptakan sistem yang berkelanjutan bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat.

“Kami melihat bahwa masalah plastik di Indonesia membutuhkan solusi kreatif dan kolaboratif. Bersama Nusantara Infrastructure, melalui program ini kami ingin berkolaborasi mengolah limbah menjadi sesuatu yang berdampak positif bagi lingkungan dan juga memiliki nilai ekonomi," papar CEO Rappo Indonesia, Akmal Idrus.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved