Pendaki Tewas di Gunung Rinjani
Guide yang Bawa Juliana Marins Mendaki Rinjani Kena Blacklist Sementara Waktu, Lisensi Dipertanyakan
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) mengatakan, pihaknya belum memutuskan berapa lama sanksi blacklist pada guide itu diberlakukan.
Karena hal ini, mereka menegaskan akan mencari keadilan, dengan pernyataan sebagai berikut.
“Juliana layak mendapatkan lebih! Sekarang kami akan mencari keadilan untuknya, karena itulah yang pantas dia dapatkan! Jangan menyerah untuk Juliana!”
Sebelumnya, drone yang diterbangkan wisatawan lain menangkap gambar Juliana masih hidup setelah jatuh, memberikan harapan sementara bagi keluarga.
Namun, upaya penyelamatan di Rinjani itu terhambat oleh cuaca buruk dan medan ekstrem.
Kemudian, baru pada 24 Juni 2025, tim yang dipimpin pemandu trekking Agam Rinjani berhasil mengevakuasi jenazah Juliana.
“Dia yang turun ke gunung untuk mengambil tubuh Juliana dan membawanya kembali ke atas,” tulis sebuah unggahan, memuji usaha Agam.
Meski demikian, keluarga Juliana tetap menyalahkan pengelola taman nasional dan pemerintah Indonesia atas lambatnya respons mereka.
Estela juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap kedutaan Brasil di Jakarta yang dinilainya tak memberikan dukungan memadai.
“Ini sangat menyedihkan dan serius. Dia gadis berusia 26 tahun, warga Brasil, dan sepertinya tak ada yang peduli kecuali keluarga dan teman,” ujar ayah Juliana, Manoel Marins, kepada TV Globo.
(Tribunnews.com/Rifqha/Facundo) (Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.