Sabtu, 4 Oktober 2025

Tokoh Perempuan Terpinggirkan, Nilam Sari Minta Sejarah RI Tak Lagi Milik Laki-Laki Saja

Anggota Komisi X DPR RI Nilam Sari Lawira menyoroti penulisan sejarah Indonesia yang dinilai terlalu maskulin.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Glery Lazuardi
(HO/ Nilam Sari Lawira)
PENULISAN ULANG SEJARAH - Anggota Komisi X DPR RI, Nilam Sari Lawira dalam rapat dengar pendapat dengan Kemensos, Kemendes PDT, dan Kemendikdasmen di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (19/5/2025). ( 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Nilam Sari Lawira meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dapat mengedepankan pendekatan gender dalam penulisan sejarah Indonesia yang baru.

Pasalnya selama ini penulisan sejarah Indonesia dianggap masih terlalu maskulin dan fokus pada tokoh laki-laki. Padahal perempuan juga punya peran penting dalam perjuangan kemerdekaan hingga pelestarian budaya lokal.

"Penulisan sejarah Indonesia selama ini masih sangat maskulin dan terfokus pada tokoh-tokoh laki-laki. Padahal, perempuan juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan, pembangunan, hingga pelestarian budaya lokal," kata Nilam kepada wartawan, Selasa (10/6/2025).

Baca juga: 10 Fakta Sejarah Dunia yang Ternyata Salah Dipahami, Termasuk Kisah Isaac Newton dan Apel

Nilam mengatakan banyak tokoh perempuan yang selama ini terpinggirkan dalam narasi sejarah arus utama, padahal mereka berkontribusi besar di tingkat lokal maupun nasional.

Dengan mengintegrasikan perspektif gender dalam kajian sejarah, menurutnya bangsa Indonesia bisa membangun identitas kebangsaan yang lebih utuh dan menghargai semua elemen masyarakat.

"Ini penting, dan kami harap Kementerian Kebudayaan memperhatikan pendekatan gender dalam penulisan ulang sejarah bangsa ini," tandasnya.

Adapun Pemerintah telah memberi alokasi anggaran Rp9 miliar untuk kebutuhan penulisan ulang sejarah Indonesia yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Proyek ini menargetkan terbitnya 11 jilid buku mencakup berbagai aspek dari sejarah bangsa Indonesia.

Penulisan sejarah baru RI ini akan mencakup Sejarah Awal Nusantara, Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina, Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah, Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi, Respons Terhadap Penjajahan, Pegerakan Kebangsaan, Perang Kemerdekaan Indonesia, Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi, Orde Baru (1967-1998), Era Reformasi (1999-2024), dan yang terakhir Faktaneka dan Indeks.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved