Waspadai Sinusitis, Gejalanya Hilang Indra Penciuman Bisa Picu Kebutaan dan Stroke
Sinusitis yang dibiarkan tanpa penanganan tepat dapat memicu komplikasi serius, bahkan hingga kebutaan dan stroke.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polusi udara dan alergi yang tinggi di perkotaan bisa memicu gangguan pada hidung seperti sinusitis dapat mengancam kualitas hidup.
Lebih dari sekadar hidung tersumbat, sinusitis yang dibiarkan tanpa penanganan tepat dapat memicu komplikasi serius, bahkan hingga kebutaan dan stroke.
Dr. Neville Teo Wei Yang, Senior Consultant di Departemen Otorhinolaringologi – Bedah Kepala dan Leher, Singapore General Hospital (SGH) mengatakan, jumlah kasus sinusitis yang ditangani di SGH relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, stabilnya angka kasus tidak berarti risiko penyakit ini berkurang.
Baca juga: Ciptakan Mesin Deteksi Sinusitis, Pelajar Indonesia Juara Kompetisi Penemu Internasional
“Polusi udara dan alergi yang tinggi di perkotaan memang dapat memperburuk gejala hidung pasien, meskipun tidak selalu berkorelasi langsung dengan memburuknya sinusitis,” ungkap Dr. Teo dikutip Kamis, 2 Oktober 2025.
Dr Teo selama ini aktif dalam penyelenggaraan kursus tahunan Functional Endoscopic Sinus and Skull Base Surgery.
Gejalanya Sering Dianggap Sepele
Salah satu kesalahan umum pasien adalah mengabaikan gejala awal. Banyak orang hanya mengira mereka mengalami pilek biasa, padahal tanda-tanda sinusitis sudah muncul.
“Gejala paling umum yang sering diabaikan pasien adalah hilangnya indera penciuman. Padahal, ini merupakan indikator penting adanya peradangan pada sinus,” jelas Dr. Teo.
Sayangnya, tidak semua fasilitas medis melakukan tes uji penciuman sebagai metode diagnosis. Padahal, menurut Dr. Teo, tes ini saat ini merupakan cara paling andal untuk mendeteksi sinusitis lebih dini.
Banyak orang awam menganggap sinusitis sama dengan rhinitis. Padahal, keduanya berbeda secara medis dan memerlukan pendekatan pengobatan yang berlainan.
“Rhinitis adalah peradangan pada rongga hidung, biasanya bersifat akut seperti flu dan sering dipicu alergi. Sedangkan sinusitis atau lebih tepatnya rinosinusitis melibatkan peradangan pada rongga sinus paranasal selain hidung,” kata Dr. Teo.
Perbedaan ini penting karena rinosinusitis kronis kerap disebabkan oleh infeksi atau peradangan berkepanjangan yang tidak akan sembuh hanya dengan pengobatan alergi biasa.
Pengobatan Lini Pertama dan Pilihan Bedah
Untuk rinosinusitis kronis, semprotan steroid intranasal dan irigasi hidung dengan larutan saline (air garam) menjadi terapi lini pertama yang terbukti efektif mengendalikan gejala. Antibiotik juga diberikan bila ada infeksi kronis yang menyertai.
Kondisi Driver Ojol Korban Pemukulan Oknum TNI di Pontianak, Dijadwalkan Operasi Patah Hidung |
![]() |
---|
Oknum TNI Pukul Driver Ojol di Pontianak, Korban Patah Hidung dan Dirawat Intensif |
![]() |
---|
Keluar Cacing dari Mulut dan Hidung Balita di Bengkulu, Ada Gumpalan Diduga Cacing di Perutnya |
![]() |
---|
Mengenal Kanker Nasofaring, Dokter Spesialis Jelaskan Pilihan Pengobatan hingga Harapan Kesembuhan |
![]() |
---|
Pakar Ingatkan Waspada Cuaca Panas Ekstrem, Mulai Heat Stroke, Dehidrasi, hingga Gangguan Jantung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.