Bukan Hanya Pompa Darah! Efek Domino Gangguan Jantung Ancam Otak, Ginjal, hingga Paru-Paru
Ketika fungsi jantung terganggu, dampaknya bisa menjalar ke organ vital lain seperti otak, ginjal, dan paru-paru.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jantung bukan hanya organ pemompa darah, tetapi pusat dari sistem peredaran yang memastikan oksigen dan nutrisi terdistribusi ke seluruh tubuh.
Ketika fungsi jantung terganggu, dampaknya bisa menjalar ke organ vital lain seperti otak, ginjal, dan paru-paru.
Gangguan jantung dapat menyerang siapa saja, tidak hanya orang dewasa. Anak-anak, ibu hamil, pasien diabetes, hingga penderita obesitas juga memiliki risiko tinggi mengalami masalah kardiovaskular.
Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP (K), FIHA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, menjelaskan bahwa salah satu bentuk gangguan jantung yang sering terjadi adalah aritmia atau gangguan irama jantung. Atrial fibrilasi (AF) merupakan jenis aritmia yang umum ditemukan.
Baca juga: Risiko Tersembunyi di Balik Lezatnya Sarapan Gorengan dan Nasi Uduk Pada Jantung, Telur Lebih Sehat
“Bahkan gejala ringan sekalipun pada AF tidak boleh dianggap remeh. Risiko pembekuan darah di jantung dan emboli yang menyumbat pembuluh darah otak bisa memicu stroke,” kata Prof. Yoga dalam sesi edukasi di Siloam Hospitals TB Simatupang Jaksel belum lama ini.
Untuk penanganannya, dibutuhkan pendekatan komprehensif, mulai dari diagnosis hingga terapi. Teknologi medis terkini seperti Pulse Field Ablation (PFA) kini menjadi standar baru yang lebih efektif dalam mengatasi aritmia.
Tidak hanya otak, fungsi ginjal juga sangat dipengaruhi oleh kesehatan jantung.
Menurut dr. Tunggul Diapari Situmorang, Sp.PD-KGH, gagal jantung dapat menurunkan suplai darah ke ginjal.
“Jika ginjal tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup, fungsi penyaringan akan menurun. Kondisi ini meningkatkan tekanan pada pembuluh darah dan berisiko merusak jaringan ginjal,” jelasnya.
Oleh karena itu, pasien dengan penyakit ginjal kronis harus ekstra waspada karena mereka memiliki risiko komplikasi jantung yang lebih tinggi.
Deteksi dini dan pemeriksaan berkala menjadi kunci penting untuk mencegah kondisi semakin parah.
Pentingnya Pendekatan Multi-disipliner
Selain penanganan medis, kolaborasi antarspesialis juga dibutuhkan untuk menjaga kesehatan jantung.
“Langkah pencegahan meliputi pemeriksaan rutin, pola hidup sehat, dan penanganan faktor risiko sejak dini. Pendekatan multi-disipliner antara dokter jantung, ginjal, dan bidang lain sangat penting agar penanganan lebih tepat,” ujar dr. Dewi Wiguna, M.Sc., Direktur Siloam Hospitals TB Simatupang.
Pencegahan Gangguan Jantung
Untuk mengurangi risiko, masyarakat disarankan menerapkan pola hidup sehat, antara lain dengan menjaga pola makan seimbang rendah lemak jenuh dan garam; berolahraga teratur minimal 30 menit sehari.
Menghindari rokok dan alkohol, mengontrol tekanan darah, kadar gula, serta kolesterol; melakukan pemeriksaan jantung secara rutin, terutama bagi yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
"Gangguan jantung memang bisa menimbulkan efek domino ke organ vital lain. Namun, dengan kesadaran lebih dini, pemeriksaan teratur, dan pengobatan tepat, risiko komplikasi dapat ditekan secara signifikan," katanya.
Sebab Kematian Mendadak Menurut Dokter Spesialis Jantung |
![]() |
---|
Mengenal Teknologi PFA, Terobosan Baru Atasi Gangguan Jantung Fibrilasi Atrium |
![]() |
---|
Hal yang Harus Diperhatikan Pasien Pascabedah Jantung Agar Tetap Bisa Produktif |
![]() |
---|
Protokol Penanganan Serangan Jantung Akut |
![]() |
---|
Kardiolog Beberkan Perbedaan Pemicu Serangan Jantung, Sebelum dan Sesudah Pasien Berumur 40 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.