Senin, 29 September 2025

Mengenal Kanker Nasofaring, Dokter Spesialis Jelaskan Pilihan Pengobatan hingga Harapan Kesembuhan

Kanker nasofaring mungkin masih asing di telinga banyak orang. Berikut penjelasannya menurut dokter spesialis penyakit dalam.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Hasil olah kecerdasan buatan Copilot
ILUSTRASI KANKER NOSFARING - Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan (AI), Minggu (14/9/2025). Gambar ini menunjukkan bagian wajah manusia dengan fokus pada hidung dan struktur internal di baliknya, termasuk rongga hidung, mulut, dan area nasofaring. Di sana tampak jelas massa kanker berwarna kemerahan di bagian belakang rongga hidung, yang ditandai dengan label “Nasopharyngeal cancer”. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kanker nasofaring mungkin masih asing di telinga banyak orang. 

Namun, faktanya kanker ini termasuk salah satu jenis kanker yang cukup sering ditemukan di Indonesia. 

Sayangnya, karena gejalanya mirip penyakit ringan sehari-hari, kanker ini kerap terdeteksi terlambat.

Apa Itu Kanker Nasofaring?

Nasofaring adalah bagian tubuh yang terletak di belakang hidung dan pangkal tenggorokan. 

Area ini berbentuk sempit, tersembunyi, dan menjadi penghubung antara rongga hidung dengan saluran pernapasan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Hematologi dan Onkologi Medik, dr. Wahyu Djatmiko Sp.PD menjelaskan bahwa kanker nasofaring merupakan keganasan yang tumbuh di area tersebut.

“Kanker nasofaring memang salah satu kanker yang cukup banyak ditemukan. Urutan ke enam di Indonesia. Meskipun sebenarnya kalau lihat angkanya sih cukup tinggi,” jelas dr. Wahyu dalam Healthy Talk Tribun Health, Minggu (14/9/2025). 

Penyebab Belum Jelas, Faktor Risiko Jadi Sorotan

Hingga kini penyebab pasti kanker nasofaring belum bisa dipastikan. 

Namun, para ahli sepakat bahwa ada sejumlah faktor risiko yang bisa memicu sel sehat berubah menjadi ganas.

“Penyebab pasti belum diketahui. Tapi dikatakan dengan faktor risiko-faktor risiko. Jadi faktor risiko-faktor risiko yang kelihatannya mampu mengubah sisa sehat di nasofaring menjadi berubah menjadi ganas,” terang dr. Wahyu.

Faktor risiko itu antara lain:

1. Infeksi virus Epstein-Barr (EBV): hampir 90 persen pasien kanker nasofaring terdeteksi positif virus ini. 

Virus EBV bisa mengganggu sistem genetik sel sehingga memicu perubahan menjadi kanker.

2. Merokok: konsumsi rokok dalam jumlah banyak meningkatkan risiko kanker nasofaring maupun jenis kanker lain di saluran pernapasan.

3. Konsumsi alkohol: alkohol berlebihan berhubungan dengan perubahan sel di area nasofaring.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan