Alergi Makanan pada Anak Makin Marak, IDAI Ingatkan Bahaya Makanan Olahan
Alergi makanan pada anak menjadi salah satu masalah kesehatan yang kian sering ditemui di masyarakat.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Dengan pola makan berbasis makanan rumah, risiko alergi bisa ditekan sekaligus melindungi anak dari dua masalah gizi ekstrem yaitu obesitas dan stunting.
Keduanya sama-sama dapat menghambat terbentuknya generasi emas Indonesia tahun 2045.
Gangguan Tumbuh Kembang Akibat Alergi
Alergi makanan yang berat dan berulang kali bisa mengganggu kesehatan jangka panjang.
Anak-anak yang mengalami alergi berulang berisiko mengalami keterlambatan tumbuh kembang, termasuk gangguan berat badan dan tinggi badan.
Dr. Piprim menekankan, edukasi gizi yang benar kepada orang tua adalah kunci utama pencegahan.
“Alergi makanan yang berat dan berulang kali tentu saja bisa juga mengganggu proses tumbuh kembangnya. Anak-anak yang berulang kali terkena alergi tentu saja tumbuh kembangnya terganggu dan bisa menghambat terciptanya generasi emas di 2045,” tuturnya.
Lebih lanjut, orang tua didorong lebih selektif dalam memilih makanan anak.
Mengurangi jajanan ultra processed food, memperbanyak masakan rumahan, serta menjaga keseimbangan gizi merupakan langkah nyata yang dapat dilakukan.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran orang tua tentang bahaya alergi makanan dan dampak jangka panjangnya, diharapkan kasus alergi yang mengganggu tumbuh kembang anak bisa ditekan.
Upaya sederhana seperti kembali ke makanan alami dapat membawa manfaat besar bagi kesehatan anak-anak Indonesia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.