Senin, 29 September 2025

Alergi Makanan pada Anak Makin Marak, IDAI Ingatkan Bahaya Makanan Olahan

Alergi makanan pada anak menjadi salah satu masalah kesehatan yang kian sering ditemui di masyarakat. 

Istimewa
Alergi susu sapi tidak boleh disepelekan karena dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Alergi makanan pada anak menjadi salah satu masalah kesehatan yang kian sering ditemui di masyarakat. 

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan sehari-hari, tetapi juga bisa memengaruhi tumbuh kembang anak dalam jangka panjang.

Baca juga: Kasus Obesitas Meningkat, Kemenkes Imbau Masyarakat Waspadai Konsumsi Makanan Olahan

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), menegaskan bahwa tren konsumsi makanan olahan berlebih menjadi salah satu faktor utama meningkatnya alergi pada anak.

“Alhamdulillah siang hari ini kita kembali dengan topik yang banyak dijumpai di masyarakat. Alergi makanan pada anak," ungkapnya dalam seminar virtual yang diselenggarakan oleh IDAI, Rabu (17/9/2025). 

Menurut dr Piprim, kondisi ini berkaitan dengan pola makan yang belakangan lebih banyak mengonsumsi makanan olahan. 

"Dengan banyaknya makanan-makanan yang ultra processed food, yang tinggi glycemic index, yang refined carb, karbohidrat cepat serat, dan makanan-makanan lain yang juga berpotensi untuk mengganggu kesehatan anak kita,”lanjutnya. 


Alergi Bisa Muncul Sejak Bayi

Anak alergi
Anak alergi (aufalactababy.com)

Fenomena alergi makanan, menurut Dr. Piprim, bahkan bisa muncul sejak bayi. 

Salah satu yang paling sering dijumpai adalah alergi terhadap susu sapi. 

Kondisi ini dapat terjadi ketika bayi terlalu cepat dikenalkan dengan susu formula.

“Oleh karena itu, beberapa upaya seperti ASI eksklusif ini juga bisa mencegah terjadinya kejadian alergi susu sapi ketika anak itu langsung diberikan susu formula,” jelasnya.

Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dinilai menjadi langkah sederhana namun efektif untuk menurunkan risiko alergi. 

Selain itu, pola pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat juga memengaruhi daya tahan tubuh anak.


Pentingnya Real Food untuk Anak

Di tengah maraknya makanan cepat saji dan tinggi gula, Dr. Piprim mengingatkan pentingnya mengembalikan anak-anak kepada “real food” atau makanan asli dari bahan segar.

“Sebisa mungkin anak-anak kita itu memang dikenalkan kembali dengan real food. Real food, masakan olahan yang berupa masakan-masakan rumah tangga yang kaya dengan aneka bumbu, kaya dengan protein hewani, dengan sayuran hijau. Ini saya kira tentu akan bisa lebih sehat dan juga bisa mencegah terjadinya stunting maupun obesitas,” tegasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan