WHO Keluarkan Obat Baru Tambahan untuk Penyakit Kanker dan Diabetes, Ini Daftarnya
Kanker diketahui jadi penyebab kematian kedua tertinggi di dunia.Komite Ahli WHO merekomendasikan obat kanker yang memberikan manfaat perpanjang hidup
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menambahkan obat-obatan baru untuk penyakit kanker, diabetes tipe 2, obesitas, fibrosis kistik, psoriasis, hemofilia dan gangguan darah lainnya. Total 35 obat baru yang ditambahkan termasuk indikasi baru untuk tujuh obat yang sudah terdaftar.
Baca juga: WHO: 1 Miliar Orang Hidup dengan Gangguan Mental Seperti Cemas dan Depresi
“Langkah ini memperluas akses terhadap pengobatan yang terbukti secara klinis dan berdampak besar bagi kesehatan masyarakat global,” kata Asisten Direktur Jenderal WHO Dr Yukiko Nakatani dikutip Minggu (7/9/2025).
Kanker diketahui menjadi penyebab kematian kedua tertinggi di dunia. Komite Ahli WHO merekomendasikan obat kanker yang memberikan manfaat untuk memperpanjang harapan hidup minimal 4–6 bulan.
Obat baru yang ditambahkan termasuk Pembrolizumab untuk kanker serviks, kolorektal, dan paru non-sel kecil metastatik. Atezolizumab dan cemiplimab sebagai alternatif untuk kanker paru non-sel kecil.
Sebelumnya obat kanker ada Enzalutamide, sebagai alternatif abiraterone untuk kanker prostat, Everolimus, untuk astrocytoma sel raksasa subependymal (SEGA), sejenis tumor otak pada anak-anak, Ibrutinib, obat yang ditargetkan untuk leukemia limfositik kronis dan Rasburicase, untuk sindrom lisis tumor, komplikasi serius dari beberapa pengobatan kanker.
Diabetes dan obesitas juga menjadi dua masalah kesehatan utama global.
WHO menambahkan obat baru yakni Semaglutida, Dulaglutida, Liraglutida dan Tirzepatida. Obat-obatan ini direkomendasikan bagi penderita diabetes tipe 2 dengan penyakit jantung, ginjal, atau obesitas (IMT ≥ 30 kg/m⊃2;), karena terbukti membantu mengontrol gula darah, menurunkan berat badan, dan mengurangi risiko komplikasi serius.
Baca juga: Bukan Obat, Ini Strategi Pemerintah Turunkan Jumlah Pasien Kanker Paru di Indonesia
Sebelumnya untuk obat diabetes mencakup inhibitor Sodium-Glucose Co-transporter-2 (SGLT2) empagliflozin, canagliflozin, dan dapagliflozin sebagai terapi lini kedua pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2. Obat-obatan yang diberikan secara oral ini telah terbukti menawarkan beberapa manfaat, termasuk risiko kematian, gagal ginjal, dan kejadian kardiovaskular yang lebih rendah.
Karena inhibitor SGLT2 masih dipatenkan dan harganya mahal, pencantumannya dalam daftar ini disertai dengan rekomendasi agar WHO bekerja sama dengan Medicines Patent Pool untuk mempromosikan akses melalui perjanjian lisensi potensial dengan para pemegang paten guna memungkinkan produksi dan pasokan obat generik di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Namun, harga obat yang mahal menjadi hambatan utama. WHO menyerukan upaya global untuk menurunkan harga melalui persaingan generik, penggunaan di layanan primer, dan strategi penetapan harga yang adil.
Baca juga: Ini Penyebab Kelahiran Prematur: Usia, Hipertensi, Pre Eklampsia Hingga Diabetes
“Akses merata terhadap obat esensial memerlukan dukungan politik, sistem kesehatan yang kuat, dan program berbasis komunitas yang inklusif,” ujar Direktur WHO untuk Kebijakan Obat dan Produk Kesehatan Deusdedit Mubangizi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.