Senin, 29 September 2025

Lokal Asri

Nyirih Bukan Sekadar Tradisi, Ini Deretan Manfaatnya untuk Kesehatan Gigi

Tradisi nyirih diyakini memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan, terutama dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.

Editor: Content Writer
Istimewa
TRADISI NYIRIH - Ilustrasi kegiatan nyirih yang dilakukan orang tua. Tradisi kuno ini diyakini memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan, terutama dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. 

Meski memiliki sejumlah manfaat, ditemukan juga efek samping dari tradisi nyirih jika dilakukan dalam batas yang tak wajar. Berdasarkan artikel ilmiah yang diterbitkan oleh Universitas Airlangga, penggunaan tembakau dan kapur sirih dalam jumlah yang tidak terkendali berpotensi menimbulkan iritasi dan dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan serius seperti kanker mulut.

Untuk itu, penting bagi masyarakat masa kini yang ingin melestarikan tradisi ini agar melakukannya secara lebih bijak. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan jika ingin melakukan tradisi nyirih:

1. Gunakan Bahan-Bahan Alami Berkualitas

Pilihlah daun sirih yang segar, pinang muda yang belum terlalu keras, serta kapur sirih dalam jumlah yang sangat terbatas. Hindari bahan-bahan tambahan yang tidak diketahui kandungannya. Semakin murni dan alami bahan yang digunakan, semakin kecil risiko terhadap kesehatan mulut.

2. Hindari Penggunaan Tembakau

Meski sebagian masyarakat menambahkan tembakau dalam ramuan nyirih untuk efek tertentu, tembakau diketahui mengandung zat adiktif dan karsinogenik. Penggunaan tembakau secara rutin dapat meningkatkan risiko iritasi pada jaringan mulut, perubahan warna gigi, hingga kanker mulut. Oleh karena itu, sebaiknya praktik nyirih dilakukan tanpa tembakau.

3. Batasi Frekuensi Penggunaan

Nyirih sebaiknya tidak dilakukan terlalu sering. Cukup 1–2 kali dalam seminggu jika hanya bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut. Penggunaan yang terlalu sering, meskipun tanpa tembakau, dapat memicu pengeroposan email gigi dan iritasi gusi akibat kapur sirih.

4. Perhatikan Reaksi Tubuh

Apabila setelah nyirih muncul rasa panas, perih, atau luka pada bagian mulut, sebaiknya hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter gigi. Reaksi tersebut bisa menjadi tanda iritasi atau ketidaksesuaian bahan dengan kondisi mulut individu.

5. Kombinasikan dengan Perawatan Gigi Modern

Nyirih sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya cara untuk merawat kesehatan gigi dan mulut. Tetaplah melakukan perawatan gigi secara modern seperti menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, menggunakan benang gigi, serta rutin memeriksakan kesehatan gigi ke dokter.

Walaupun tradisi nyirih lebih sering dilakukan oleh generasi tua, tidak ada salahnya bagi kita untuk melakukannya sebagai upaya pelestarian budaya. Namun demikian, penting untuk tetap memperhatikan cara pelaksanaannya yang aman agar warisan budaya ini tetap terjaga tanpa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

#LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia

Baca juga: 5 Jamu Tradisional untuk Diet Sehat, Merawat Tubuh Alami Tanpa Merusak Lingkungan

Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan