Senin, 29 September 2025

Lokal Asri

Penasihat Muda Sekjen PBB, Ada Tokoh Muda Perubahan Iklim Indonesia

Zagy Berian akan menjadi satu-satunya anggota dari Asia Tenggara, bergabung dengan kelompok ketiga Youth Advisory Group on Climate Change.

© Society of Renewable Energy Indonesia
Zagy Yakana Berian, Pendiri Society of Renewable Energy, Perwakilan SDG 7 Youth – East and Southeast Asia Regional Focal Point, memberikan pernyataan pada Global Stocktaking Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menandai berakhirnya Dekade Energi Berkelanjutan untuk Semua, guna semakin mempercepat pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 7 dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (2014–2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang sociopreneur Indonesia akan berdiri di antara 14 Penasihat Muda Sekretaris Jenderal PBB untuk Perubahan Iklim. Zagy Berian akan menjadi satu-satunya anggota dari Asia Tenggara, bergabung dengan kelompok ketiga Youth Advisory Group on Climate Change Sekretaris Jenderal António Guterres.

Kelompok ini memberikan Sekretaris Jenderal masukan praktis dan berorientasi pada hasil, memberikan perspektif yang beragam dari anak muda, serta rekomendasi konkret untuk mendukung pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam mempercepat aksi global menghadapi krisis iklim.

Pengumuman yang dilakukan pada Hari Internasional Pemuda yang jatuh pada hari ini, hadir di momen penting bagi aksi iklim. Tahun ini menandai peringatan 10 tahun Paris Agreement dan juga tahun ketika semua negara harus menyiapkan dan menyampaikan rencana aksi iklim nasional yang baru (Nationally Determined Contributions/NDC) yang selaras dengan target 1,5°C.

Mengakui pentingnya suara pemuda dalam aksi iklim dan kontribusi anggota Youth Advisory Group sebelumnya, Sekretaris Jenderal memperluas jumlah anggota dari tujuh menjadi 14 orang, mengingat tren global yang mengkhawatirkan terkait penyempitan ruang gerak sipil dan keterbatasan pendanaan yang mengancam aktivis muda serta menghambat keterlibatan pemuda dalam upaya iklim.

“Advokasi tanpa kenal takut dari anak muda telah menjadi pendorong utama dalam perjuangan melawan krisis iklim. Itulah mengapa saya bangga mengumumkan dimulainya kelompok ketiga Youth Advisory Group on Climate, sekaligus memperluas keanggotaannya dari 7 menjadi 14 orang. Ini berarti lebih banyak ruang bagi suara muda di meja perundingan, lebih banyak ruang bagi kepemimpinan pemuda, dan lebih banyak ruang untuk membentuk aksi iklim. Kepada anak muda di seluruh dunia, jangan menyerah!” kata Sekretaris Jenderal António Guterres.

Asia Tenggara termasuk kawasan yang paling rentan terhadap risiko iklim, mulai dari kenaikan permukaan laut yang mengancam komunitas pesisir hingga cuaca ekstrem yang mengganggu sistem pangan dan mata pencaharian. Sebagai wakil dari kawasan ini, Zagy membawa pengalaman lokal sekaligus keterlibatan internasional ke dalam kelompok tersebut.

Zagy adalah pemimpin sosial di bidang lingkungan keberlanjutan yang berfokus pada pemberdayaan pemuda agar berperan aktif di sektor tersebut. Sebagai pendiri Society of Renewable Energy (SRE), ia telah menginspirasi dan menggerakkan jaringan luas pemuda di seluruh Indonesia. Ia menjabat sebagai Regional Facilitator untuk Youth Climate Justice Fund di Asia Selatan, yang mendukung gerakan keadilan iklim berbasis pemuda di tingkat akar rumput.

Secara internasional, ia berkontribusi dalam strategi keterlibatan pemuda G20 Energy Transition Working Group bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI. Ia juga terlibat dalam B20 Task Force on Energy, Sustainability, and Climate, serta menjabat sebagai Chief di Southeast Asia Youth Forum on Energy di bawah ASEAN.

“Bagi saya, ini berarti mendorong aksi iklim yang luar biasa melalui kolaborasi, sambil memastikan setiap suara didengar dalam membentuk masa depan global yang lebih adil dan berkelanjutan,” kata Zagy Berian.

Salah satu inisiatif penting yang ia jalankan adalah program edukasi dan kesadaran energi terbarukan di Pati, Jawa Tengah, yang bekerja sama dengan petani setempat untuk mengintegrasikan solusi energi bersih dalam praktik pertanian berkelanjutan.

Tiga belas anggota lainnya dari Youth Advisory Group yang baru adalah: Angela Busheska (Makedonia Utara), Ashley Lashley (Barbados), Axel Eriksson (Swedia), Charitie Ropati (Amerika Serikat), Farzana Faruk Jhumu (Bangladesh), Jabri Ibrahim (Kenya), Kantuta Diana Conde (Bolivia), Lena Goings (Amerika Serikat), Marcel Bodewig (Jerman), Okalani Mariner (Samoa), Sibusiso Mazomba (Afrika Selatan), Txai Surui (Brasil), dan Zuzanna Borowska (Polandia).

Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan