Senin, 29 September 2025

Lokal Asri

Paru-paru Dunia di Alam Indonesia Terancam Deforestasi, Harus Bagaimana?

Hutan di alam Indonesia yang berperan sebagai paru-paru dunia mengalami ancaman karena laju deforestasi yang kian mengkhawatirkan.

|
Shutterstock
ILUSTRASI DEFORESTASI - Hutan di alam Indonesia dikenal sebagai paru-paru dunia. Namun, deforestasi yang terjadi menjadi salah satu yang mengancam keseimbangan ekosistem, iklim, dan kehidupan jutaan makhluk. 

TRIBUNNEWS.COM - Tahukah kamu? Indonesia dikenal sebagai paru-paru dunia, lho! Sebagai bagian dari hutan tropis terbesar di dunia, hutan alam Indonesia menyimpan keanekaragaman hayati yang luar biasa dan memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem global. 

Data Kementerian Kehutanan menyebut, luas lahan berhutan di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 95,5 juta hektare, atau 51,1 persen dari total daratan. Dari angka tersebut, sekitar 91,9 persen (87,8 juta hektare) berada di dalam kawasan hutan.

Sayangnya, kekayaan alam yang luar biasa ini sedang tidak baik-baik saja. Hutan Indonesia yang berperan sebagai paru-paru dunia mengalami ancaman karena laju deforestasi yang kian mengkhawatirkan.

Baca juga: Jamu dan Alam Indonesia: Warisan Sehat yang Wajib Dijaga Bersama

Ancaman Deforestasi di Alam Indonesia

Deforestasi atau penggundulan hutan menjadi salah satu isu terbesar yang dihadapi Indonesia. Secara sederhana, deforestasi dapat diartikan sebagai perubahan tutupan lahan dari yang semula berhutan menjadi tidak berhutan. Hal ini bisa disebabkan oleh konversi lahan, seperti untuk infrastruktur, permukiman, pertanian, pertambangan, atau perkebunan.

Berdasarkan data hasil analisis Auriga Nusantara, angka deforestasi Indonesia pada tahun 2024 teridentifikasi seluas 261.575 hektare, meningkat 4.191 hektare dari deforestasi tahun sebelumnya yang tercatat seluas 257.384 hektare. Dilihat dari segi status penguasaan lahan, 57 persen deforestasi terjadi pada lahan yang dikuasai negara atau kawasan hutan.

Lebih menyedihkannya lagi, sebagian besar hutan alam yang hilang pada 2024 merupakan habitat spesies langka dan dilindungi di Indonesia karena deforestasi juga terjadi di kawasan konservasi.

Tercatat, deforestasi dalam kawasan konservasi sepanjang 2024 teridentifikasi seluas 7.704 hektare, terjadi di 37 provinsi pada berbagai kategori kawasan konservasi, yakni taman nasional, suaka margasatwa, cagar alam, taman hutan raya, taman wisata alam, taman buru. Berikut tiga kawasan konservasi yang mengalami deforestasi tertinggi.

1. Taman Nasional Kerinci Seblat

Taman Nasional Kerinci Seblat yang melintasi empat provinsi berbeda di Pulau Sumatera, yaitu Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Sumatera Selatan, tercatat mengalami deforestasi seluas 1.283 hektare pada tahun 2024.

Padahal, Taman Nasional yang diakui UNESCO sebagai salah satu warisan dunia pada tahun 2004 ini menyimpan keanekaragaman flora dan fauna, diantaranya yaitu sekitar 4.000 spesies tumbuhan termasuk Rafflesia arnoldi dan Titan arum, serta Harimau Sumatera, Badak Sumatera, Gajah Sumatera, Macan Dahan, Tapir Melayu, Beruang Madu, dan sekitar 370 spesies burung.

2. Taman Nasional Lorentz

Taman Nasional Lorentz di Papua Barat menyuguhkan pesona keindahan alam Indonesia yang begitu memukau, mulai dari Lembah Baliem di Kota Wamena yang menjadi salah satu destinasi populer, hingga Puncak Jaya yang merupakan salah satu dari 7 puncak tertinggi (Seven Summits) di dunia dengan ketinggian 4.884 meter yang menyimpan salju abadi.

Namun sayangnya, luas deforestasi yang terjadi di Taman Nasional Lorentz pada tahun 2024 tercatat seluas 900 hektare. 

Baca juga: 5 Destinasi Maldives-nya Alam Indonesia, Rekomendasi untuk Wisata Tropis!

3. Taman Nasional Mamberamo Foja

Taman Nasional Mamberamo Foja, sebelumnya dikenal sebagai Suaka Margasatwa Mamberamo Foja, adalah kawasan konservasi yang terletak di Provinsi Papua. Kawasan ini menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa khas Papua. 

Menempati posisi ketiga sebagai kawasan konservasi yang mengalami deforestasi tertinggi, kawasan yang tercatat memiliki Sembilan tipe ekosistem alami dan keanekaragaman hayati luar biasa ini mengalami deforestasi seluas 490 hektare.

Upaya Bersama Merawat Paru-paru Dunia

Hutan adalah penyangga kehidupan yang memiliki peran penting dalam menyerap karbon dan menjaga iklim tetap stabil. Jika fungsi ini terus menurun dari tahun ke tahun, tentu akan berdampak pada ekosistem alam, menimbulkan bencana, bahkan memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat.

Tingginya laju deforestasi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya konversi hutan menjadi lahan pertanian dan perkebunan, terutama untuk kelapa sawit, pembukaan lahan skala besar, penebangan liar, serta kebakaran hutan. 

Dampaknya tidak hanya terlihat dari hilangnya habitat flora dan fauna yang dilindungi, tetapi manusia juga bisa merasakannya, mulai dari perubahan iklim yang membuat suhu udara meningkat, berkurangnya pasokan air bersih, hingga munculnya bencana alam seperti banjir dan longsor. Situasi ini menunjukkan bahwa menjaga kelestarian hutan adalah tanggung jawab yang mendesak dan tak bisa ditunda.

Untuk itu, upaya pencegahan dan penanggulangan hutan dari ancaman deforestasi membutuhkan upaya kolektif dari berbagai pihak. Makin banyak masyarakat yang peduli terhadap isu pencegahan dan penanggulangan hutan, maka kita dapat lebih efektif memanfaatkan waktu untuk membuat hutan Indonesia tetap menjadi paru-paru dunia.

Sebagai bagian dari masyarakat, kita bisa turut menjaga alam Indonesia dari ancaman deforestasi dengan mendukung gerakan penanaman pohon, menggunakan produk yang berkelanjutan, memilih wisata yang ramah lingkungan, serta menerapkan etika berwisata yang baik di alam Indonesia.

Melalui inisiatif Lokal Asri, Tribunnews dan Tribun Network turut mengajak kamu untuk lebih peduli dengan alam Indonesia, termasuk menjaga hutan Indonesia. Saatnya cari tahu lebih banyak tentang cara menjaga lingkungan, keindahan alam Indonesia, wisata berkelanjutan, dan budaya lokal dan jelajahi cerita inspiratif bersama Lokal Asri. 

Baca juga: Kenapa Alam Indonesia Disebut Pusat Terumbu Karang Dunia? Ini Faktanya

Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan