Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ilmuan Top Rusia Kawan Putin: Barat Gunakan Agenda LGBT dan Virus untuk Musnahkan Umat Manusia

Ilmuan top Rusia kawan dekat Putin mengatakan hal ini saat ini didorong melalui “agenda LGBT” dan propaganda “keluarga tanpa anak”.

Foto: Sergei Bobylev, RIA Novosti/Kremlin
PUTIN HADIRI RAPAT - Foto diambil dari Kantor Presiden Rusia, Sabtu (21/6/2025), memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin hadir dalam sidang pleno Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg pada Jumat (20/6/2025). 

Ilmuan Top Rusia Kawan Putin: Barat Gunakan Agenda LGBT dan Virus untuk Musnahkan Umat Manusia

TRIBUNNEWS.COM - Mikhail Kovalchuk, ilmuwan terkemuka Rusia yang juga kawan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, berpendapat kalau para tokoh elite Barat berencana untuk memusnahkan sebagian besar populasi Bumi dengan menggunakan "agenda LGBT" dan virus.

Dengan begitu, kata dia, umat manusia hanya menyisakan mereka dan sekelompok 'robot pelayan'.

Kovalchuk, yang mengepalai lembaga penelitian nuklir Kurchatov Rusia, membuat klaim tersebut dalam pidatonya baru-baru ini di Forum Guru Kelas, sebuah wadah kelompok pendidik Rusia yang didukung negara, menurut The Times of London .

Baca juga: Zelensky Ancam Ledakkan Moskow, Sekutu Putin Ngamuk Lempar Ancaman Serangan Nuklir ke AS

Mengapa Hal Ini Penting

Ketegangan antara Rusia dan Barat meledak setelah Putin memerintahkan  invasi skala penuh ke Ukraina  pada Februari 2022, yang memicu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.

Menurut laporan media baru-baru ini, pemerintahan Amerika Serikat di bawah Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk menjual rudal Tomahawk ke Ukraina , senjata ampuh yang dapat menjangkau Moskow, yang memicu kemarahan dari otoritas Rusia.

"Pernyataan Kovalchuk menunjukkan dalamnya sentimen anti-Barat dan simpati terhadap teori konspirasi di kalangan elite penguasa Rusia," tulis ulasan NW, dikutip, MInggu (5/10/2025).

PUTIN HADIRI RAPAT - Foto diambil dari Kantor Presiden Rusia, Kamis (19/6/2025), memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin hadir dalam pertemuan untuk membahas parameter utama rancangan Program Persenjataan Negara tahun 2027–2036 pada 11 Juni 2025.
PUTIN HADIRI RAPAT - Foto diambil dari Kantor Presiden Rusia, Kamis (19/6/2025), memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin hadir dalam pertemuan untuk membahas parameter utama rancangan Program Persenjataan Negara tahun 2027–2036 pada 11 Juni 2025. (Kantor Presiden Rusia)

Apa yang Perlu Diketahui

Dalam pidatonya di Forum Guru Kelas, Kovalchuk dilaporkan mengatakan kalau kaum elite Barat telah menyimpulkan “bahwa sejumlah besar orang menjadi tidak diperlukan” dan akibatnya, “dunia telah mulai bersiap untuk pengurangan populasi.”

Ia mengatakan hal ini saat ini didorong melalui “agenda LGBT” dan propaganda “keluarga tanpa anak”.

Dia meramalkan kalau “dalam satu atau dua generasi” situasi menurunnya populasi manusia ini akan semakin parah dengan sebagian besar manusia “dimusnahkan dengan senjata biologis.”

Menurut The Times of London, Kovalchuk "digambarkan sebagai salah satu teman dekat Putin".

Sementara adik Kovalchuk, Yury, dilaporkan menghabiskan waktu selama karantina bersama presiden Rusia.

Pada bulan November 2023, Mahkamah Agung Rusia melarang apa yang disebutnya sebagai “gerakan publik LGBT internasional”, yang disimpulkan pemerintah Rusia sebagai organisasi ekstremis.

Pada bulan Desember sebelumnya, Putin menandatangani undang-undang yang melarang siapa pun di Rusia untuk mempromosikan hubungan sesama jenis atau berargumen bahwa hubungan non-heteroseksual adalah “normal.”

Rusia melarang apa yang disebutnya “propaganda bebas anak” pada November 2024 karena negara tersebut tengah berjuang menghadapi penurunan angka kelahiran.

Poin-poin Ujaran Kovalchuk

lmuwan Rusia Mikhail Kovalchuk, di Forum Guru Kelas:

“Barat…memahami bahwa sejumlah besar orang menjadi tidak diperlukan. Mereka telah mulai bersiap untuk pengurangan populasi. Mereka memperkenalkan agenda LGBT, dan bagi mereka yang tidak setuju, mereka menawarkan pilihan kedua, keluarga tanpa anak. Ini berhasil dengan sangat baik."

"Dalam satu atau dua generasi, garis keturunan mereka tidak akan berlanjut. Hanya segelintir elit, yang sebenarnya mereka butuhkan, yang akan tersisa."

"Sedangkan sisanya, orang-orang yang bahkan tidak mereka anggap manusia, akan dimusnahkan dengan senjata biologis. Virus atau semacamnya dengan tingkat kematian 90 persen akan datang dan menghabisi mereka."

Baca juga: AS Akan Berikan Info Intelijen ke Ukraina Buat Serangan Rudal Tomahawk ke Jantung Rusia

Komentar Kovalchuk menunjukkan elite Rusia kemungkinan akan tetap sangat anti-Barat dan bersimpati terhadap teori konspirasi di masa mendatang.

Sikap permusuhan ini dapat meningkat lebih lanjut jika Presiden Donald Trump mengizinkan penjualan rudal Tomahawk ke Ukraina.

Pada Agustus silam,  Trump bertemu Putin di Alaska,  tetapi pemimpin Rusia tersebut telah berulang kali menolak seruan Amerika dan Eropa untuk gencatan senjata dalam perang Ukraina.  

 

 

(oln/nw/*)
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved