Selasa, 7 Oktober 2025

Masjid Bertambah, Penolakan Komunitas Muslim di Jepang Tetap Terjadi

Kekhawatiran warga meliputi isu‑suara, parkir, bentuk bangunan, dan takut masjid bisa dipandang sebagai simbol yang dikaitkan dengan kekerasan

Editor: Eko Sutriyanto
Korespoden Tribunnews.com/Richard Susilo
MASJID DI JEPANG - Masjid Indonesia di Tokyo di dalam Sekolah Republik Indonesia di Meguro Tokyo. Diresmikan pada 26 Mei 2017 oleh Duta Besar RI untuk Jepang, Arifin Tasrif. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Sedikitnya 150 masjid telah berdiri di Jepang hingga bulan Desember 2024.

Bila ditambah dengan ruang salat di berbagai tempat, misalnya di bandara internasional, di stasiun JR Tokyo dan sebagainya terdapat sekitar 295 lokasi saat ini.

Namun, ada beberapa kasus dan bukti bahwa pembangunan masjid atau fasilitas terkait komunitas Muslim di Jepang menghadapi penentangan lokal, baik karena kekhawatiran budaya, lingkungan, sosial maupun prasangka. 

"Terpenting bukan regulasi pemerintah (daerah) di Jepang tapi tantangan berupa persetujuan dari semua orang tetangga kita saat mau membangun masjid. Satu orang tetangga pun yang menentang akan sulit nantinya dalam pembangunan masjid," papar Profesor Hirofumi Tanada PhD, salah satu profesor terbaik yang meneliti mengenai Islam kepada Tribunnews.com beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu dalam pembangunan masjid sebaiknya sosialisasi terlebih dulu kepada tetangga sekitarnya.

Baca juga: Sanae Takaichi Siap Jadi Perdana Menteri Jepang, Didukung Organisasi Ekonomi Besar

Apabila sudah diterima semua tetangga barulah membeli tanah tersebut.

Sumber Tribunnews.com mengatakan, sebuah tanah di Jepang telah dibeli oleh orang Indonesia untuk maksud pembangunan masjid.

Setelah itu barulah melakukan sosialisasi ke tetangganya.

"Ternyata ada yang menentang, tidak bisa membangun masjid dan tanah itu dijual kembali," katanya.

Beberapa kasus terkait Islam dan pembangunan masjid di Jepang sebagai berikut.

  • Rencana pembangunan pemakaman Muslim di Hiji, Oita

Di kota Hiji (prefektur Oita), ada rencana untuk membangun pemakaman Muslim karena sangat sedikit kuburan yang memenuhi syariat Islam di Jepang.

Penduduk lokal menentang, dengan alasan bahwa tradisi pemakaman mayat bisa mencemari tanah dan sumber air. 

  • Rencana kuburan Muslim di Miyagi

Pemerintah prefektur Miyagi menerima ratusan keberatan dari warga terkait rencana pembangunan pemakaman khusus Muslim.

Beberapa suara dari kelompok sayap kanan juga menentang, mengklaim potensi risiko kesehatan. Walau begitu, Gubernur mengatakan proyek tetap diperlukan dan akan dilanjutkan. Namun

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved