Senin, 29 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.311, Trump Tarik Ejekannya soal 'Macan Kertas'

Perang Rusia-Ukraina hari ke-1.311, Trump menarik ucapannya soal menyebut Rusia sebagai macan kertas dalam unggahan Truth Social sebelumnya.

Foto: Sergei Bobylev, RIA Novosti/Kremlin
PUTIN KE ALASKA - Foto diunduh dari website Kremlin, Sabtu (16/8/2025) memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kanan) di Alaska pada Jumat, 15 Agustus 2025. Pada 25 September 2025, Trump menarik ucapannya setelah mengejek Rusia sebagai macan kertas. 

Masa jabatan Zelensky sebenarnya berakhir pada Mei 2024, namun ia tetap berkuasa di bawah darurat militer. 

Rusia menilai hal ini membuatnya tak lagi memiliki mandat sah. 

Di dalam negeri, kritikus menuduhnya memperkuat kekuasaan, melemahkan parlemen, serta menyingkirkan lawan politik, termasuk mantan panglima militer Valery Zaluzhny yang kini menjabat duta besar di Inggris dan disebut-sebut siap menantangnya dalam pemilu mendatang.

Media internasional juga menyoroti isu ini, termasuk Financial Times yang menulis bahwa Zelensky menggunakan kekuasaan darurat untuk "menyingkirkan para kritikus, membungkam pemimpin masyarakat sipil, dan mengonsolidasikan kendali." 

Sementara itu, Kremlin menuding Ukraina makin otoriter.

Juru bicara Dmitry Peskov menilai Zelensky hanya bertahan lewat perpanjangan darurat militer dan pencegahan pemilu, sehingga kesepakatan damai di bawahnya bisa diperdebatkan.

Temui Trump, Zelensky Minta Senjata Ampuh untuk Seret Putin ke Perundingan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan dalam wawancara di Axios Show bahwa ia meminta Presiden AS Donald Trump sebuah sistem persenjataan – tanpa menyebutkan namanya – yang diyakininya bisa memaksa Presiden Rusia Vladimir Putin duduk di meja perundingan. 

Menurut Zelenskyy, Trump juga menekankan bahwa Ukraina harus bisa merespons serangan Rusia. 

"Jika mereka (Rusia) menyerang energi kami, Presiden Trump mendukung bahwa kami dapat menjawabnya terkait energi," ujarnya. 

Ia menambahkan, Trump bahkan menyinggung kemungkinan Ukraina menargetkan fasilitas drone atau situs rudal Rusia, meski keduanya sangat terlindungi. 

Zelenskyy kemudian memperingatkan bahwa pejabat Kremlin seharusnya sadar akan pentingnya tempat perlindungan bom. 

"Mereka harus tahu di mana tempat perlindungan bom itu berada. Mereka membutuhkannya. Jika mereka tidak menghentikan perang, mereka akan tetap membutuhkannya," katanya. 

Pernyataan ini muncul setelah Trump sebelumnya mengisyaratkan bahwa Ukraina bisa merebut kembali wilayah yang direbut Rusia, meski sebagian pejabat Uni Eropa meragukan klaim tersebut.

Zelensky Rayu Bisnis AS, Ingin Kembangkan Drone Bersama

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan rencana negaranya untuk meningkatkan ekspor drone dan memperluas kerja sama teknologi saat bertemu dengan pimpinan sejumlah perusahaan besar Amerika Serikat, menurut pernyataan kantornya pada Kamis. 

Sejak invasi Rusia pada Februari 2022, ekspor senjata Ukraina dihentikan karena seluruh produksi difokuskan pada pertahanan nasional. 

"Negara kita memiliki industri manufaktur drone yang kuat dan lebih dari 300 perusahaan teknologi. Saya pikir ini adalah arah baru bagi bisnis dan perekonomian kita di masa depan," kata Zelenskyy. 

Ia menambahkan, "Saya pikir tahun ini kami akan membuka ekspor teknologi baru kami hanya ke negara-negara yang dapat kami andalkan." 

Pertemuan itu dihadiri perwakilan perusahaan seperti Amazon, JPMorgan Chase, Bank of America, GE Vernova, hingga Westinghouse. 

Beberapa sudah berinvestasi di Ukraina, dan Zelenskyy menegaskan Kyiv siap membuka sektor baru untuk kemitraan.

Produksi drone Ukraina sendiri melonjak pesat sepanjang perang, dengan ratusan perusahaan memproduksi jutaan unit yang telah diuji di medan tempur. 

Zelenskyy menyebut Ukraina berencana mendirikan platform ekspor di AS, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. 

Untuk memperkuat ekonomi yang terpukul perang, Kyiv juga menggandeng bisnis Amerika melalui peluang investasi, termasuk dana bersama senilai 150 juta dolar yang diluncurkan awal bulan ini dengan US International Development Finance Corporation. 

Menurut pejabat Ukraina, Perdana Menteri Yulia Svyrydenko dijadwalkan berkunjung ke AS akhir bulan ini untuk membicarakan lebih lanjut peluang tersebut.

Ingin Cegat Drone Rusia, Rudal NATO Justru Hantam Rumah di Polandia

Sebuah rudal udara-ke-udara sepanjang tiga meter menghantam rumah di pedesaan Polandia saat jet NATO merespons dugaan serangan drone pada 9 September. 

Menurut laporan Onet, rudal itu ditembakkan dari jet tempur F-35 Belanda, bukan pesawat Polandia, dan gagal meledak setelah mendarat di dekat Provinsi Lublin.

Insiden ini berbeda dengan laporan surat kabar Polandia Rzeczpospolita yang menuding F-16 Polandia, serta klaim awal bahwa "drone Rusia" yang menyebabkan kerusakan. 

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky menegaskan bahwa satu-satunya kerusakan datang dari rudal yang ia sebut sebagai "Polandia."

Moskow membantah tuduhan dari Polandia dan Estonia soal pelanggaran wilayah udara, menyebutnya sebagai disinformasi untuk menggambarkan Rusia sebagai ancaman dan mendorong AS terus mendukung Kiev.

Sekjen NATO Mark Rutte memuji respons aliansi, namun menekankan keputusan seperti itu "selalu didasarkan pada intelijen yang tersedia."

Presiden AS Donald Trump menilai NATO harus siap menembak jatuh jet Rusia. Ia menyebut Rusia "macan kertas" dan menegaskan kekuatan sejati akan "dengan cepat mengalahkan Ukraina." 

Menurut New York Post, pernyataan Trump didasarkan pada "intelijen AS baru" tentang kelemahan ekonomi Rusia, dan dimaksudkan sebagai "langkah strategis" untuk menekan Moskow.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan