Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.309, Zelensky: Putin sedang Tes Kelemahan NATO
Perang Rusia-Ukraina hari ke-1.309, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang ngetes kelemahan NATO.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1.309 pada Rabu (24/9/2025), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Perang Rusia–Ukraina berakar dari ketegangan lama sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991.
Setelah Soviet bubar, Rusia menjadi pewaris utama kekuatan Soviet, sementara Ukraina dan republik lain memilih merdeka.
Hubungan kedua negara terus diwarnai perselisihan, mulai dari masalah perbatasan, pencarian identitas nasional, hingga perbedaan arah politik.
Situasi memanas setelah Revolusi Maidan 2014, ketika Presiden Ukraina Viktor Yanukovych yang dekat dengan Moskow digulingkan.
Pemerintahan baru Ukraina kemudian lebih condong ke Barat, keputusan yang membuat Rusia geram.
Sebagai respons, Rusia mencaplok Krimea dan mendukung separatis di Donetsk serta Luhansk, yang akhirnya memicu perang di wilayah Donbas.
Konflik itu memuncak pada Februari 2022, saat Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.
Putin beralasan serangan itu untuk melawan pengaruh “neo-Nazi” di pemerintahan Kyiv, melindungi warga keturunan Rusia di Donbas, sekaligus menolak rencana Ukraina bergabung dengan NATO yang dianggap mengancam keamanan Rusia.
Pada hari Selasa, Ukraina melaporkan serangan Rusia yang menewaskan satu orang dan melukai 15 lainnya di Zaporizhzhia.
"Rusia melancarkan serangan pesawat tak berawak di kota selatan Zaporizhzhia pada 23 September, menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya 15 lainnya," kata Gubernur Oblast Zaporizhzhia Ivan Fedorov, lapor Kyiv Independent.
Baca juga: Negara Anggota NATO Siap Tembak Jatuh Pesawat Rusia: Swedia Gerah, Turki Pernah Bom Su-24M
Pada hari yang sama, seorang wanita tewas dalam serangan Rusia di kota Nikopol di Oblast Dnipropetrovsk.
"Di Nikopol, dua perempuan lainnya, berusia 86 dan 55 tahun, mencari pertolongan medis. Kondisi mereka memuaskan, dan mereka akan pulih di rumah. Secara total, satu warga tewas dan tiga lainnya luka-luka di distrik Nikopol hari ini," kata Serhii Lysak , Kepala Administrasi Militer Oblast Dnipropetrovsk.
Serangan tersebut terjadi saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menghadiri sidang umum di Majelis Umum PBB.
Trump: Ukraina Bisa Rebut Kembali Wilayahnya dari Rusia
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara mengejutkan menyatakan keyakinannya bahwa Ukraina bisa merebut kembali seluruh wilayah yang dikuasai Rusia, termasuk Krimea.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.