Senin, 29 September 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Protes Imigrasi di Chicago Dibubarkan Pakai Gas Air Mata, Ratusan Pendemo Ditangkap

Aksi protes imigrasi di Chicago berakhir ricuh. Agen federal menembakkan gas air mata, ratusan pendemo ditangkap dalam operasi ICE.

Tangkap layar The Guardian
PROTES ICE CHICAGO. Aksi protes terhadap penahanan imigran di fasilitas ICE di pinggiran Chicago pada Jumat (19/9/2025) berakhir ricuh setelah aparat federal menggunakan gas air mata dan peluru merica untuk membubarkan massa. 

Menurut data Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) yang dikutip Associated Press, Operasi Midway Blitz di Chicago telah menghasilkan hampir 550 penangkapan dalam dua minggu terakhir.

Marcos Charles, pejabat senior ICE, menegaskan operasi itu akan terus berjalan.

“Kami akan melanjutkan operasi ini sampai kami merasa berhasil. Tidak ada tanda-tanda akan berakhir,” katanya.

BBC menambahkan, para advokat imigrasi terus menuntut penutupan fasilitas ICE di Broadview, Illinois.

Mereka menilai kondisi penahanan tidak manusiawi dan hanya memperburuk penderitaan imigran yang mencari kehidupan lebih baik di AS.

Selama masa pemerintahan Presiden Donald Trump (2017–2021), ICE (Immigration and Customs Enforcement) menjadi sorotan utama dalam kebijakan imigrasi Amerika Serikat.

Pemerintah Trump menerapkan pendekatan yang sangat ketat terhadap imigrasi ilegal, dan ICE memainkan peran sentral dalam pelaksanaan kebijakan tersebut.

Salah satu isu paling kontroversial adalah penahanan dan pemisahan keluarga migran di perbatasan AS-Meksiko.

Anak-anak dipisahkan dari orang tua mereka saat memasuki AS secara ilegal.

Kebijakan ini memicu kritik luas, baik dari dalam negeri maupun komunitas internasional.

Selain itu, ICE meningkatkan penggerebekan imigran tanpa dokumen.

Baca juga: Trump Wanti-wanti Perusahaan Asing Taati Hukum Imigrasi AS usai Razia Pabrik Hyundai-LG di Georgia

Operasi dilakukan di tempat kerja dan komunitas.

Penggunaan penahanan imigrasi jangka panjang juga semakin diperluas.

Pemerintahan Trump membatasi program suaka dan visa bahkan memperketat proses deportasi.

Pendukung kebijakan ini menilai langkah tersebut penting.

Mereka menyebutnya sebagai upaya menjaga keamanan nasional dan supremasi hukum.

Sementara, kelompok hak asasi manusia menilai ICE bertindak terlalu agresif dan tidak manusiawi.

Isu ICE selama masa pemerintahan Trump menjadi simbol dari perdebatan besar tentang identitas nasional, hak imigran, dan batas antara penegakan hukum dan kemanusiaan.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan