Anggota Parlemen Ukraina Tuding Zelensky di Balik Penembakan Trump dan Pembunuhan Charlie Kirk

Anggota Parlemen Ukraina Tuding Zelensky di Balik Penembakan Trump dan Pembunuhan Charlie Kirk

TRIBUNNEWS.COM - Anggota parlemen Ukraina, Artem Dmitruk, melontarkan klaim mengejutkan beberapa hari setelah pembunuhan aktivis sayap kanan Amerika Serrikat (AS), Charlie Kirk. 

Dmitruk mengatakan kalau pemerintahan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky terlibat dalam upaya pembunuhan Presiden AS Donald Trump tahun lalu dan dalam pembunuhan Kirk.

Baca juga: 7 Fakta Baru Kasus Penembakan Charlie Kirk: Pesan di Amunisi dan Discord Jadi Barang Bukti Utama

Dalam sebuah rubrik opini untuk media Rusia, TASS, Dmitruk mengatakan kalau pemerintahan Zelensky bertanggung jawab atas pembunuhan Kirk, baik secara ideologis maupun praktis. 

"Pihak berwenang Kiev mampu membunuh siapa pun, mulai dari warga negara biasa di Ukraina hingga presiden Amerika Serikat," tulis Dmitruk di media pemerintah Rusia tersebut.

Dmitruk juga mengatakan kalau diamnya Kiev setelah pembunuhan Kirk menunjukkan persetujuan diam-diam.

"Mereka tidak mengutuk pembunuhan semacam itu. Terkadang, mereka bahkan bersukacita, seperti yang terjadi pada Charlie Kirk," tulisnya, menurut TASS.

Hal ini terjadi setelah Jaksa Wilayah Utah, Jeff Gray, mendakwa Tyler Robinson, tersangka pembunuh Charlie Kirk, atas pembunuhan, menghalangi keadilan, memanipulasi saksi, dan pelanggaran lainnya.

Gray mengatakan ia akan menuntut hukuman mati bagi Robinson.

Pembunuhan Charlie Kirk

Aktivis sayap kanan dan pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Charlie Kirk, ditembak di sebuah acara di Utah Valley University pada hari Rabu (10 September). 

Ia kemudian tewas karena luka tembak tersebut. 

Kematiannya telah menimbulkan kegemparan di lanskap politik Amerika, di mana ribuan orang menuntut keadilan.

Kedua belah pihak saling menyalahkan atas meningkatnya kekerasan senjata di Amerika Serikat.

Namun, beberapa pihak juga mengkritik Kirk dan pandangannya tentang kekerasan senjata.

Sementara itu, pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump mendeklarasikannya sebagai martir dan mengumumkan bendera AS akan dikibarkan setengah tiang untuk menghormatinya.

Seorang tersangka bernama Tyler Robinson telah ditangkap oleh Biro Investigasi Federal (FBI) dalam kasus pembunuhan tersebut.

Investigasi telah mengungkap beberapa hal kontroversial, termasuk dugaan pasangan transgendernya, Lance Twiggs.