Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Diplomasi Indonesia Diminta Lebih Aktif untuk Tekan Israel Hentikan Serangan ke Gaza

fakta bahwa puluhan orang tewas dalam satu hari di Kota Gaza menjadi bukti nyata eskalasi kekerasan yang tidak berperikemanusiaan.

HandOut/IST
AGRESI ISRAEL - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai NasDem Amelia Anggraini, menyuarakan kecaman keras atas serangan darat yang dilancarkan militer Israel ke Gaza, Palestina, beberapa hari belakangan ini. Ia meminta Kementerian Luar Negeri RI segera mengintensifkan diplomasi, baik secara bilateral maupun multilateral, guna menekan Israel menghentikan agresi. 

Dalam lima hari terakhir, sebanyak 11 lokasi UNRWA yang berfungsi sebagai tempat penampungan darurat bagi sekitar 11.000 orang rusak akibat serangan langsung maupun tidak langsung.

Dilansir dari website resmi PBB, sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas runtuh pada Maret 2025, lebih dari satu juta warga telah mengungsi. 

Angka itu melonjak cepat, dengan sekitar 200.000 pengungsi tercatat hanya dalam sebulan terakhir.

Baca juga: Macron: Aksi Militer Israel Gagal di Gaza, Solusinya Akui Negara Palestina

Kendati ada pembatasan ketat, PBB bersama mitra lokal tetap menyalurkan bantuan. 

Ratusan ribu makanan hangat disajikan setiap hari, termasuk distribusi roti, tepung, hingga paket makanan bayi dari UNICEF. 

Pasokan medis juga dikirimkan ke rumah sakit, termasuk 120 unit ICU dan mesin anestesi untuk RS Al Aqsa di Deir Al-Balah.

Bantuan Diblokir dan Kelaparan Mengancam

OCHA menegaskan bahwa bantuan yang sampai saat ini masih jauh dari kebutuhan riil. 

“Kesempatan untuk membantu orang-orang yang kelaparan diblokir secara sistematis. Setiap minggu, pembatasan baru diberlakukan,” kata OCHA dalam pernyataan resminya dikutip dari website resmi, Jumat (19/9/2025).

Beberapa bahan makanan bahkan dikategorikan sebagai barang mewah oleh otoritas Israel, sehingga tidak diizinkan masuk. 

Kondisi ini menyebabkan ribuan ton bantuan tertahan di luar Gaza.

Komisaris Jenderal UNRWA, Phillipe Lazzarini, juga menyoroti perang informasi yang menutup akses media internasional ke Gaza

“Disinformasi terus digunakan sebagai alat untuk mengalihkan perhatian dari kekejaman di wilayah kantong yang dilanda perang,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa kerja heroik jurnalis Palestina harus mendapat dukungan dan suara mereka tidak boleh dibungkam.

Dengan jalur bantuan yang terbatas, kelaparan dan malnutrisi di Gaza terus meningkat. 

UNICEF mencatat lebih dari 63.000 bayi dan anak kecil memerlukan bantuan gizi darurat, sementara ribuan perempuan hamil dan menyusui mengalami kekurangan gizi akut.

Situasi ini menegaskan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza bukan hanya soal perang, tetapi juga soal hak dasar warga sipil untuk hidup.

 

(umam/aisyah/tribunnews/*)


 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan