Senin, 29 September 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Donald Trump Resmi Ganti Nama Departemen Pertahanan Menjadi Departemen Perang

Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang meresmikan penggantian nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Tangkap layar YouTube The White House
DEPARTEMEN PERANG AS - Tangkap layar YouTube The White House 6 September 2025, memperlihatkan saat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif penggantian nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang. Belum diketahui apakah Kongres akan bertindak. 

TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mengganti nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang, Jumat (5/9/2025).

Dilansir ABC News, secara hukum, penggantian nama resmi departemen ini seharusnya membutuhkan persetujuan Kongres.

Namun, perintah eksekutif tersebut memungkinkan penggunaan nama baru dalam surat resmi, konteks seremonial/acara, dan dokumen non-undang-undang.

Perintah eksekutif (executive order) adalah arahan resmi yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat kepada lembaga pemerintah federal untuk melaksanakan kebijakan atau tindakan tertentu.

Perintah ini memiliki kekuatan hukum, tetapi tidak memerlukan persetujuan dari Kongres (DPR dan Senat), mengutip Al Jazeera.

Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Menteri Pertahanan juga dapat menggunakan gelar Menteri Perang sesuai perintah tersebut.

“Saya pikir itu nama yang jauh lebih tepat, terutama mengingat situasi dunia saat ini,” kata Trump di Ruang Oval, didampingi Menteri Pertahanan Pete Hegseth.

“Kita memiliki militer terkuat di dunia. Kita memiliki peralatan terbaik di dunia. Kita memiliki produsen peralatan terbaik sejauh ini. Bahkan tidak ada yang bisa menandinginya.”

Hegseth mengatakan perubahan nama ini bertujuan untuk memulihkan etos prajurit di tubuh militer.

DEPARTEMEN PERANG AS - Tangkap layar YouTube The White House 6 September 2025, memperlihatkan saat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif penggantian nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang. Belum diketahui apakah Kongres akan bertindak.
DEPARTEMEN PERANG AS - Tangkap layar YouTube The White House 6 September 2025, memperlihatkan saat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif penggantian nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang. Belum diketahui apakah Kongres akan bertindak. (Tangkap layar YouTube The White House)

Trump sendiri telah mengisyaratkan perubahan tersebut sejak beberapa bulan lalu, karena menilai nama “Departemen Pertahanan” terdengar kurang kuat.

“Kita memenangkan Perang Dunia Pertama, kita memenangkan Perang Dunia Kedua, kita memenangkan segalanya sebelum itu dan di antaranya. Lalu kita memutuskan untuk mengganti nama menjadi Departemen Pertahanan. Jadi, kita akan kembali menjadi Departemen Perang,” kata Trump.

Trump juga menyampaikan kepada wartawan bahwa ia merasa tidak memerlukan persetujuan Kongres untuk melakukan perubahan tersebut.

Baca juga: Trump Desak Hamas Bebaskan 20 Sandera Israel, Perlawanan Palestina Beri Jawaban

“Saya tidak tahu, tapi kita akan mencari tahu. Namun saya tidak yakin mereka perlu melakukannya,” ujarnya.

Ketika ditanya soal biaya perubahan nama, Trump tidak memberikan angka pasti.

“Kami tahu cara melakukan rebranding tanpa harus berlebihan. Kami tidak perlu mengukir ulang gunung atau hal-hal semacam itu. Kami akan melakukannya dengan cara yang efisien — misalnya mengganti alat tulis saat waktunya tiba, dan hal-hal kecil lainnya,” kata Trump.

Sejarah Nama Departemen Pertahanan AS

Mengutip USA Today, Departemen Perang didirikan pada tahun 1789 sebagai departemen kabinet pertama yang bertugas mengawasi Angkatan Darat Amerika Serikat.

Pada tahun yang sama, dibentuk pula Departemen Angkatan Laut sebagai badan terpisah.

Departemen Perang kemudian dibubarkan setelah Perang Dunia II melalui Undang-Undang Keamanan Nasional 1947, yang menggabungkan Departemen Angkatan Darat dan Departemen Angkatan Laut, sekaligus membentuk Angkatan Udara sebagai cabang militer baru.

Seluruhnya dikoordinasikan dalam satu struktur bernama Badan Militer Nasional (National Military Establishment / NME) pada masa pemerintahan Presiden Harry Truman.

Pada tahun 1949, NME resmi berganti nama menjadi Departemen Pertahanan.

Menurut para sejarawan, salah satu alasan pemilihan nama ini adalah untuk menunjukkan bahwa Amerika Serikat memprioritaskan pencegahan perang di era nuklir pasca-Perang Dunia II.

Richard Kohn, profesor sejarah militer di University of North Carolina, berpendapat:

“Sejak Perang Dunia II sudah jelas bahwa peperangan akan bersifat gabungan dan terpadu, jadi itu memang perlu. Bahkan sejak 1930-an, sebagian pihak sudah menyadari bahwa urusan militer, perang, dan persiapan perang harus diintegrasikan dengan intelijen, kebijakan sekutu, dan kebijakan industri dalam negeri,” jelas Kohn.

“Dengan kata lain, berperang menjadi lebih dari sekadar perang."

"Pemerintahan Truman menginginkan badan yang lebih luas untuk mencakup semua aspek tersebut."

"Selain itu, ‘pertahanan’ menjadi istilah yang lebih relevan pada era 1940-an, bukan sekadar ‘pembuatan perang’.”
 
Penerapan Perubahan Nama

Tak lama setelah Trump menandatangani perintah tersebut, situs web resmi Pentagon langsung mengalihkan pengunjung ke war.gov.

Baca juga: Trump Berencana Ganti Nama Departemen Pertahanan Jadi Departemen Perang

Pete Hegseth juga memperbarui profilnya di X (sebelumnya Twitter) dan mengunggah video yang menunjukkan plakat “Menteri Pertahanan” di pintu kantornya diganti menjadi “Menteri Perang”.

Berdasarkan perintah tersebut, seluruh departemen dan lembaga eksekutif diwajibkan mengakui dan menyesuaikan penggunaan nama “Departemen Perang” dalam komunikasi internal maupun eksternal.

Selain itu, Hegseth juga diminta merekomendasikan langkah-langkah legislatif dan eksekutif untuk mengganti nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang secara permanen.

“Ini bukan hanya soal penggantian nama. Ini tentang pemulihan,” kata Hegseth.

“Kata-kata itu penting. Seperti yang Bapak Presiden tekankan, ini memulihkan etos prajurit, memulihkan semangat kemenangan, memulihkan kejelasan sebagai tujuan akhir, dan memulihkan ketegasan dalam penggunaan kekuatan.”

“Departemen Perang akan bertempur dengan tegas, bukan terjebak dalam konflik tanpa akhir."

"Mereka akan berjuang untuk menang, bukan sekadar untuk tidak kalah."

"Kita akan menyerang, bukan hanya bertahan. Mematikan secara maksimal, bukan sekadar mengikuti legalitas kaku. Efek kekerasan, bukan politik yang benar.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan