Konflik Thailand Vs Kamboja
Penuhi Konvensi Ottawa, Kamboja Bakal Sisir Ranjau Ilegal yang Mereka Tanam di Wilayah Thailand
Thailand mengklaim Kamboja mulai menunjukkan sikap yang lebih kooperatif dalam hal kerja sama penjinakan ranjau yang melanggar Konvensi Ottawa
Penulis:
Bobby W
Editor:
Tiara Shelavie
Hal ini memungkinkan kunjungan ke lokasi secara segera tanpa prosedur administratif yang rumit.
Sementara itu, untuk Tim AOT, anggota pengamat dan personel militer akan dikirim langsung dari ibu kota negara anggota masing-masing.
Berdasarkan ketentuan hukum Thailand, proses pengiriman pengamat dari luar negeri memerlukan tinjauan hukum terlebih dahulu, yang dapat menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan kunjungan ke lokasi.
Pada prinsipnya, Thailand mendukung kedua konsep tersebut.
Namun, diperlukan diskusi lebih lanjut untuk menetapkan format dan cakupan operasi bersama secara jelas dan spesifik.
Bagi Rasme, yang terpenting adalah mekanisme pengamatan harus mampu bertindak cepat dan efektif dalam merespons situasi di lapangan sesuai dengan mandat perjanjian gencatan senjata.
Usulan AOT juga dapat diperbaiki lebih lanjut untuk meningkatkan efektivitasnya.
Sementara itu, setiap peningkatan terhadap IOT harus dibahas dalam kerangka mekanisme Komite Perbatasan Umum (GBC), mengingat IOT merupakan kesepakatan bilateral antara Thailand dan Kamboja dengan Malaysia sebagai saksi.
Setiap perubahan terhadap kesepakatan IOT harus mendapatkan persetujuan resmi melalui rapat GBC kedua negara.
Kamboja Penuhi 3 dari 4 Tuntutan Thailand
Sebelumnya pada hari Jumat (22/8/2025) Rapat luar biasa Komite Perbatasan Regional (RBC) Thailand-Kamboja menghasilkan keputusan untuk menyetujui pelaksanaan 13 kesepakatan yang telah dicapai dalam rapat GBC sebelumnya di Malaysia pada 7 Agustus 2025 lalu.
Melalui rapat tersebut, Kamboja juga menerima tiga dari empat usulan tambahan yang diajukan oleh Thailand, yaitu kerja sama penjinakan ranjau, pemberantasan sindikat penipuan berbasis call center, serta pembentukan tim koordinasi tingkat lokal.
Baca juga: Daftar 50 Cabor yang Dipertandingkan di SEA Games 2025 Thailand
Namun, usulan terkait penyelesaian isu pelanggaran Memorandum of Understanding (MoU) Nomor 43 tidak diterima dalam rapat ini.
Rapat luar biasa RBC tersebut diselenggarakan di Surasinghanat Camp Club, Lingkaran Militer ke-19, Provinsi Sa Kaeo, Thailand.
Pihak Thailand dipimpin oleh Letnan Jenderal Amorn Bunsuya, Komandan Wilayah Angkatan Darat ke-1, sedangkan pihak Kamboja dipimpin oleh Jenderal Aek Som-on, Komandan Wilayah Militer ke-5.
Rapat dimulai sekitar pukul 10.00 waktu setempat dan berlangsung selama satu jam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.