Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Suramnya Perundingan Damai Rusia-Ukraina: Moskow Ajukan Syarat Gila Bagi Kiev

Dalam memorandum itu, Ukraina juga menolak pembatasan militer apapun yang diusulkan oleh Rusia, menandakan kalau perundingan damai berujung suram

MoD Ukraina via Twitter
LEDAKAN DAHSYAT - Gambar yang diklaim sebagai ledakan dahsyat dari serangan drone Ukraina di Pangkalan Utama Engels-2 Rusia. Ukraina mengklaim serangan ini sukses besar menghancurkan ratusan amunisi rudal jarak jauh rusia di depot amunisi di pangkalan tersebut. 

Kyiv mengajukan bahwa garis kontak saat ini dapat dinegosiasikan sebagai perbatasan wilayah antara kedua negara. 

Ukraina juga menekankan perlunya jaminan keamanan dari internasional untuk memastikan perjanjian damai benar-benar diimplementasikan guna mencegah agresi lebih lanjut.

Memorandum perdamaian Ukraina juga menuntut pengembalian anak-anak yang dibawa secara paksa oleh Rusia dan meminta pertukaran tahanan antara kedua negara.

Ukraina membuka pintu untuk mencabut secara bertahap beberapa sanksi terhadap Rusia jika Rusia mematuhi perjanjian tersebut.

Sikap Sama-sama Keras Membuat Perdamaian Tampak Sulit Dicapai*

Tuntutan yang saling bertentangan dari kedua negara yang berkonflik ini membuat kemajuan signifikan dalam negosiasi terasa tidak mungkin untuk dicapai.

Rusia tetap konsisten dengan tuntutan maksimalisnya, seolah tidak terpengaruh oleh ancaman sanksi berulang kali dari Barat.

Beberapa pengamat melihat memorandum Rusia sebagai ‘’cara Moskow untuk memformalkan’’ posisinya.

“Bahkan dokumen yang tidak ditandatangani memberikan Kremlin pijakan diplomatik yang lebih kuat,” kata Analis Pertahanan yang berbasis di Moskow, Sergei Poletaev.

Tatiana Stanovaya dari Carnegie Russia Eurasia Center berpendapat bahwa dokumen tersebut menunjukkan bahwa tujuan utama Putin adalah untuk mengamankan Ukraina yang “ramah tanpa militer” dan tidak berhubungan dengan sekutu Baratnya.

Dia menyoroti alasan mengapa Rusia menawarkan dua opsi (menarik pasukan dari wilayah yang dicaplok vs. proposal "paket" yang lebih luas). 


Menurutnya, Rusia tahu bahwa penarikan total pasukan Ukraina dari empat wilayah yang dianeksasi tidak realistis atau tidak akan dapat diterima oleh Ukraina.


Oleh karena itu, Rusia mengusulkan opsi tersebut untuk mendorong Kyiv menuju opsi kedua (proposal "paket" yang melumpuhkan militer dan ikatan Barat Ukraina) sebagai jalur utama. 


Menurutnya, ini adalah taktik negosiasi untuk membuat opsi kedua terlihat lebih "masuk akal" atau "lebih ringan" dibandingkan opsi pertama yang sangat ekstrem.


‘’Karena Moskow tahu bahwa Ukraina akan menarik pasukannya dari empat wilayah tersebut tidak layak dan berusaha mendorong Kyiv menuju yang kedua sebagai jalur utama,” katanya.


Di saat yang sama, ia menilai bahwa, memorandum Moskow tampaknya menunjukkan bahwa “Rusia terbuka untuk mempertimbangkan meninggalkan bagian-bagian wilayah yang mereka aneksasi, yang tidak dikuasainya untuk dikembalikan kepada Ukraina


Stanovaya mengatakan bahwa selama Rusia tetap mempertahankan tuntutan maksimalisnya, pertempuran akan terus berlanjut, meskipun ada interaksi atau pembicaraan bilateral antara kedua belah pihak.


‘’Pertempuran akan terus berlanjut, meskipun interaksi bilateral tetap ada,” katanya.

 

(Grace Sanny Vania/*)
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved