Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.310: Zelensky Muak, PBB Obral Kecaman tapi Aksinya Nol
Perang Rusia-Ukraina hari ke-1.310. Dalam pidatonya pada Rabu, Zelensky muak dengan PBB, sebut kecaman saja tidak berarti tanpa tindakan.
TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1.310 pada Kamis (25/9/2025), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Perang Rusia–Ukraina berakar dari ketegangan lama sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991.
Setelah Soviet bubar, Rusia menjadi pewaris utama kekuatan Soviet, sedangkan Ukraina dan republik lain memilih merdeka.
Hubungan kedua negara terus diwarnai perselisihan, mulai dari masalah perbatasan, pencarian identitas nasional, hingga perbedaan arah politik.
Situasi memanas setelah Revolusi Maidan 2014, ketika Presiden Ukraina Viktor Yanukovych yang dekat dengan Moskow digulingkan.
Pemerintahan baru Ukraina kemudian lebih condong ke Barat, keputusan yang membuat Rusia geram.
Sebagai respons, Rusia mencaplok Krimea dan mendukung separatis di Donetsk serta Luhansk, yang akhirnya memicu perang di wilayah Donbas.
Konflik itu memuncak pada Februari 2022, saat Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.
Putin beralasan serangan itu untuk melawan pengaruh “neo-Nazi” di pemerintahan Kyiv, melindungi warga keturunan Rusia di Donbas, sekaligus menolak rencana Ukraina bergabung dengan NATO yang dianggap mengancam keamanan Rusia.
Pada hari Rabu, sebuah fasilitas energi di wilayah Vinnytsia diserang.
"Terjadi tabrakan di fasilitas energi. Semua layanan terkait telah tiba di lokasi kejadian. Hingga saat ini, belum ada informasi yang diterima mengenai korban," tulis Wakil kepala pertama administrasi militer regional, Natalia Zabolotna di Facebook, lapor Suspilne.
Baca juga: Moskow Diguyur Serangan Drone Besar-besaran Ukraina, Kilang Gazprom Kena Hantam 2 Kali dalam Sepekan
Berpidato di PBB, Zelensky Muak dengan Pernyataan Tanpa Tindakan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidatonya di Majelis Umum PBB menyoroti lemahnya peran organisasi internasional dalam menghadapi konflik.
Ia menilai dunia hanya mendengar pernyataan tanpa tindakan nyata, meski pertumpahan darah terus terjadi.
Ia memperingatkan dunia sedang menghadapi “perlombaan senjata paling merusak dalam sejarah manusia” dan mendesak masyarakat internasional untuk bertindak melawan Rusia sekarang.
Selain itu, ia menegaskan Presiden Rusia Vladimir Putin ingin memperluas perangnya di Eropa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.