Konflik Rusia Vs Ukraina
Pembicaraan Damai Ukraina-Rusia Dilanjutkan di Istanbul Setelah Serangan Drone
Delegasi Ukraina dan Rusia bertemu lagi di Istanbul, Turki, pada hari Senin untuk mengambil bagian dalam putaran berikutnya perundingan perdamaian
Pembicaraan Damai Ukraina-Rusia Dilanjutkan di Istanbul Setelah Serangan Drone
TRIBUNNEWS.COM- Delegasi Ukraina dan Rusia bertemu lagi di Istanbul, Turki, pada hari Senin untuk mengambil bagian dalam putaran berikutnya perundingan perdamaian yang ditengahi AS yang dimaksudkan untuk mengakhiri invasi Rusia yang telah berlangsung selama 3 tahun terhadap negara tetangganya.
Perundingan tersebut dilakukan hanya satu hari setelah Ukraina melancarkan serangan pesawat nirawak yang berani terhadap armada pembom strategis Rusia.
Pembicaraan yang digaungkan kembali sejauh ini gagal mencapai kesepakatan damai, atau bahkan mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan, meskipun ada tekanan dari pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap kedua belah pihak.
Pertemuan terakhir antara delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul pada pertengahan Mei adalah kontak langsung pertama antara kedua belah pihak sejak musim semi 2022.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengonfirmasi kepada ABC News pada Senin pagi bahwa pembicaraan telah dilanjutkan di Istana Ciragan, Istanbul.
Menteri Luar Negeri Marco Rubio berbicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Minggu, menurut pernyataan yang diterbitkan oleh Departemen Luar Negeri -- yang mengatakan panggilan telepon itu terjadi "atas permintaan Rusia."
"Menteri Luar Negeri Rubio menegaskan kembali seruan Presiden Trump untuk melanjutkan perundingan langsung antara Rusia dan Ukraina guna mencapai perdamaian abadi," kata Departemen Luar Negeri.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kedua pria tersebut "bertukar pandangan tentang berbagai inisiatif mengenai penyelesaian politik krisis Ukraina."
Ukraina menyerukan gencatan senjata penuh selama 30 hari, yang selama itu perundingan perdamaian dapat dilakukan.
Rusia menolak permintaan tersebut, sementara Presiden Vladimir Putin dan pejabat tingginya tetap mempertahankan tujuan perang maksimalis yang sudah ada sejak hari-hari awal invasi Rusia.
Di antara tuntutan Kremlin adalah aneksasi empat wilayah Ukraina -- ditambah mempertahankan Krimea, yang direbut Rusia pada tahun 2014 -- demiliterisasi Ukraina dan pemblokiran permanen terhadap aksesi negara itu ke NATO.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam sebuah posting media sosial hari Minggu bahwa delegasi Kyiv akan dipimpin oleh Menteri Pertahanan Rustem Umerov.
Presiden menetapkan tujuan Ukraina untuk pertemuan tersebut. "Pertama -- gencatan senjata penuh dan tanpa syarat," tulisnya. "Kedua -- pembebasan tahanan. Ketiga -- pengembalian anak-anak yang diculik. Dan untuk membangun perdamaian yang dapat diandalkan dan langgeng serta memastikan keamanan, persiapan pertemuan dilakukan pada tingkat tertinggi."
Zelenskyy dan pemerintahannya telah berulang kali menuduh Putin sengaja menyabotase perundingan perdamaian sejak Trump kembali menjabat pada bulan Januari, setelah berjanji pada masa kampanye untuk mengakhiri perang dalam waktu 24 jam.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Tiga Jet Tempur MiG-31 Rusia Cueki Sinyal Peringatan Saat Terbang ke Wilayah Udara NATO |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.306, Zelensky Akan Ngadu ke Trump Minggu Depan |
---|
Langgar Langit NATO: Jet Rusia Masuki Estonia, Pasal 5 di Ujung Tanduk? |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.305: NATO Cegat Jet Rusia Langgar Wilayah Udara Estonia |
---|
3 Jet Tempur Rusia Nyelonong Masuki Wilayah Estonia, NATO Siaga Penuh |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.