Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Korut: AS Memperluas Perang, Getol Jualan Senjata dalam Konflik Gaza dan Ukraina

Korut menuduh AS mengobarkan dan memperpanjang konflik dengan kedok mempromosikan dialog dan negosiasi dalam perang Gaza dan Ukraina

Anews/File
AS SUPLAI ISRAEL - Amunisi dan peluru artileri yang dipasok Amerika Serikat (AS) ke Pasukan Israel dalam perang di Jalur Gaza. Ekspor senjata dan amunisi AS dilaporkan meningkat sejak konflik di Jalur Gaza dan Ukraina berkobar. 

Korut: AS Memperluas Perang, Getol Jualan Senjata dalam Konflik Gaza dan Ukraina

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara (Korut), Minggu (20/4/2025) mengecam keputusan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk melonggarkan regulasi ekspor senjata dalam negeri.

Korut mengklaim kalau hal itu merupakan upaya AS untuk "memperluas perang," menurut kantor berita milik pemerintah.

Baca juga: Bersandal Jepit, Ini Rahasia Milisi Houthi Bisa Panen Drone Canggih MQ-9 Reaper AS di Yaman

Sebagai informasi, Pada 9 April 2025 kemarin, Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menyerukan peninjauan ulang terhadap peraturan ekspor peralatan militer AS dalam upaya mempermudah penjualan produk pertahanan ke luar negeri.

"Bagi Amerika Serikat, penjualan senjata bukan sekadar ruang menghasilkan uang untuk memenuhi keinginan moneter tetapi juga sarana utama untuk mendukung terwujudnya kebijakan luar negeri yang agresif, yang bertujuan untuk mencari hegemoni," kata Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) dilansir Anews, Minggu.

Pyongyang menunjuk pada perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan Jalur Gaza.

Dalam dua konflik tersebut, Korut menuduh AS menyediakan peralatan militer kepada sekutunya, Ukraina dan Israel sejak dimulainya konflik tersebut.

Menurut kantor berita tersebut, penjualan senjata AS telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan mayoritas senjata yang diekspor berakhir di tangan "para maniak perang" di Eropa dan Timur Tengah.

"Tindakan AS untuk melonggarkan regulasi ekspor senjata justru berarti memperluas perang," katanya.

KCNA menuduh Washington mengobarkan dan memperpanjang konflik dengan kedok mempromosikan dialog dan negosiasi, dan mengatakan bahwa dampaknya menjadi jelas ketika senjata mematikan Amerika diserahkan kepada pasukan "proksi" yang terlibat dalam perang.

Pasok Amunisi Artileri ke Rusia

Di sisi lain, media-media Barat melaporkan kalau Korut merupakan eksportir senjata dominan ke Rusia.

Unit artileri Rusia bahkan hampir sepenuhnya mengandalkan amunisi yang dipasok oleh Korea Utara untuk mempertahankan pemboman mereka di sepanjang front Ukraina.

Hal itu diungkap laporan, Reuters mengutip dokumen militer Rusia dan penelitian sumber terbuka (open source).

Baca juga: Kota Dnipro Diguyur Serangan Skala Besar Drone Rusia, Kiev Hantam Brigade Rudal Penyerang Sumy

Disebutkan, antara September 2023 dan Maret 2025, empat kapal berbendera Rusia melakukan 64 perjalanan mengangkut hampir 16.000 kontainer dari Korea Utara ke pelabuhan Rusia, menurut data satelit yang dianalisis oleh Open Source Center (OSC) yang berbasis di Inggris.

Organisasi tersebut memperkirakan pengiriman tersebut setidaknya mengangkut antara 4 juta dan 6 juta peluru artileri.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved