Konflik Rusia Vs Ukraina
Lavrov: Rusia Tidak Akan Menerima Gencatan Senjata yang Membahayakan Nyawa
Menanggapi usulan gencatan senjata 30 hari, Menlu Rusia Sergei Lavrov berkata, 'Kami tidak akan menerima perdamaian yang membahayakan nyawa.'
Wakil Duma Negara Rusia sekaligus mantan Komandan Angkatan Darat Gabungan ke-58, Letnan Jenderal Viktor Sobolev, menyatakan bahwa Rusia tidak boleh menyetujui gencatan senjata 30 hari.
Menurutnya, dalam rentang waktu tersebut, Ukraina dapat memanfaatkan kesempatan untuk memasok senjata dan memperkuat kembali pasukannya.
Sementara itu, anggota Komite Keamanan Duma Negara Rusia, Mikhail Sheremet, menegaskan sebelum pernyataan resmi dikeluarkan bahwa Rusia menginginkan penyelesaian di Ukraina, tetapi tidak akan membiarkan dirinya tertipu, seperti yang dikutip ISW.
Rincian Proposal Gencatan Senjata 30 Hari
Mengutip POLITICO, dalam unggahannya di X, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjelaskan bahwa rencana gencatan senjata selama 30 hari meliputi penghentian serangan rudal, pesawat nirawak, dan bom, baik di Laut Hitam maupun di sepanjang garis depan.
"Ukraina siap menerima usulan ini. Kami melihatnya sebagai langkah positif dan siap untuk melaksanakannya," tulis Zelensky.
"Sekarang, terserah kepada Amerika Serikat untuk meyakinkan Rusia agar melakukan hal yang sama."
Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa ia akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai penerimaan rencana gencatan senjata ini.
Tim Trump juga mengonfirmasi bahwa mereka akan membawa proposal gencatan senjata 30 hari tersebut ke Moskow.
"Sekarang bola ada di tangan mereka," ujar Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio.
Sejauh ini, Rusia tampak puas dengan pendekatan Trump.
Baca juga: Kemajuan Besar Rusia di Kursk, Kembali Rebut 12 Desa dari Pasukan Ukraina Selama Operasi Ofensif
Gencatan senjata ini, menurut laporan yang ada, tidak menetapkan prasyarat khusus bagi Kremlin selain jeda dalam pertempuran.
Berdasarkan garis besar proposal tersebut, jeda pertempuran akan dimanfaatkan untuk langkah-langkah kemanusiaan, termasuk pertukaran tawanan perang, pembebasan warga sipil yang ditahan, serta pemulangan anak-anak Ukraina yang dipindahkan secara paksa.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.