Konflik Rusia Vs Ukraina
Kemajuan Besar Rusia di Kursk, Kembali Rebut 12 Desa dari Pasukan Ukraina Selama Operasi Ofensif
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah merebut kembali 12 desa dari pasukan Ukraina di wilayah Kursk barat daya.
TRIBUNNEWS.COM - Rusia telah merebut kembali lebih dari 100 kilometer persegi (38,6 mil persegi) wilayah dan 12 desa dari pasukan Ukraina di wilayah Kursk barat daya selama 24 jam terakhir.
Klaim tersebut disampaikan militer Rusia pada Selasa (11/3/2025).
Permukiman yang direbut kembali yaitu Agronom, Bogdanovka, Bondarevka, Dmitryukov, Zazulevka, Ivashkovskiy, Kolmakov, Kubatkin, Martynovka, Mikhaylovka, Pravda, dan Yuzhny.
Semua wilayah itu terletak di utara atau timur Kota Sudzha yang dikuasai Ukraina.
“Kelompok Pasukan Utara telah membebaskan 12 pemukiman selama operasi ofensif dan lebih dari 100 kilometer persegi wilayah Kursk,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pengarahan harian, dikutip dari The Moscow Times.
Kemajuan signifikan Rusia bulan lalu, yang menurut para analis menempatkan pasukan Ukraina pada risiko pengepungan, tampaknya telah memanfaatkan penangguhan bantuan militer oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, ke Ukraina.
Ukraina merebut 1.376 kilometer persegi tanah ketika pasukannya pertama kali menyerbu wilayah Kursk pada bulan Agustus 2024.
Mereka berharap wilayah yang diduduki itu akan memberikan pengaruh dalam negosiasi perdamaian di masa depan dengan Rusia.
Luas wilayah Kursk yang berada di bawah kendali Ukraina telah menyusut menjadi kurang dari 290 kilometer persegi (110 mil persegi) pada Selasa, menurut pelacak medan perang DeepState, yang memiliki hubungan dengan militer Ukraina.
Pasukan Khusus Rusia Merangkak dalam Pipa
Laporan akhir pekan lalu mengklaim, 800 pasukan khusus Rusia telah merangkak sejauh 15 kilometer melalui bagian pipa yang tidak terpakai, yang pernah membawa gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina, untuk melakukan serangan diam-diam terhadap pasukan Ukraina di Sudzha.
Militer Ukraina mengatakan pihaknya berhasil menangkis serangan Rusia melalui pipa gas di pinggiran Sudzha pada Sabtu (8/3/2025).
Baca juga: Trump Kirim Utusannya ke Rusia, Rayu Putin Agar Sepakati Gencatan Senjata 30 Hari Dengan Ukraina
Sementara, Jenderal Ukraina Oleksandr Syrskyi mengatakan pada Senin (10/3/2025), serangan balik Rusia tidak menempatkan pasukan Ukraina pada risiko pengepungan, meskipun ia mengindikasikan pasukan Ukraina telah mundur ke "posisi yang menguntungkan untuk pertahanan."
Namun, kantor berita milik pemerintah RIA Novosti, mengutip brigade penyerang Rusia, melaporkan pada hari Selasa bahwa pasukan Rusia “membebaskan” kawasan industri di Sudzha dan terlibat dalam pertempuran di kawasan permukiman.
Pada Senin, stasiun penyiaran RTVI, mengutip seorang komandan unit, melaporkan bahwa serangan mendadak melalui jaringan pipa telah “membingungkan” pasukan Ukraina dan membantu Rusia merebut kembali beberapa desa di wilayah Kursk.
Tawaran Gencatan Senjata 30 Hari
Amerika Serikat (AS) mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari antara Rusia dengan Ukraina.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.