Konflik Rusia Vs Ukraina
Lavrov: Rusia Tidak Akan Menerima Gencatan Senjata yang Membahayakan Nyawa
Menanggapi usulan gencatan senjata 30 hari, Menlu Rusia Sergei Lavrov berkata, 'Kami tidak akan menerima perdamaian yang membahayakan nyawa.'
TRIBUNNEWS.COM – Ukraina menyatakan kesiapan untuk menerima usulan Amerika Serikat mengenai gencatan senjata sementara selama 30 hari, yang dapat diperpanjang dengan kesepakatan bersama.
Keputusan ini diumumkan oleh Kantor Kepresidenan Volodymyr Zelensky pada 11 Maret, setelah perundingan dengan AS di Arab Saudi.
Mengutip Kyiv Independent, Ukraina hanya bersedia mengambil langkah ini jika Rusia juga mematuhi ketentuan gencatan senjata secara setara.
Hingga saat ini, Rusia belum memberikan respons resmi terhadap usulan tersebut.
Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah menyampaikan pernyataan pertamanya.
Dilansir Sky News, dalam sebuah komentar yang dipublikasikan pada Rabu (12/3/2025) oleh kantor berita Rusia, Lavrov menegaskan bahwa Moskow tidak akan menerima kompromi yang berisiko terhadap keselamatan nyawa.
Ia juga menegaskan kembali posisi yang kerap disuarakan Moskow, yaitu bahwa Rusia tidak akan menerima keberadaan pasukan NATO di Ukraina dalam kondisi apa pun, bahkan jika ada upaya penyelesaian damai permanen.

Sementara itu, juru bicara Lavrov, Maria Zakharova, mengatakan bahwa Rusia akan menentukan keputusannya sendiri.
"Sikap Federasi Rusia tidak dibentuk oleh kesepakatan eksternal atau tekanan dari pihak lain," ujarnya.
"Keputusan Rusia dibuat di dalam negeri, berdasarkan kepentingan nasionalnya sendiri."
Penolakan Keras dari Rusia
Mengutip Kyiv Post, meski negara-negara Eropa menyambut baik prospek gencatan senjata selama sebulan di Ukraina, kelompok ultranasionalis Rusia dan anggota Duma Negara Rusia menolak gagasan tersebut secara tegas.
Baca juga: Trump Kirim Utusannya ke Rusia, Rayu Putin Agar Sepakati Gencatan Senjata 30 Hari Dengan Ukraina
Menurut The Institute for the Study of War (ISW), para blogger militer Rusia bereaksi negatif terhadap usulan ini.
Mereka berpendapat bahwa Amerika Serikat dan Ukraina hanya akan memanfaatkan jeda perang untuk keuntungan mereka dan akan mengabaikan perdamaian begitu ada kesempatan.
Seorang blogger garis keras bahkan menyebut penerimaan gencatan senjata sebagai tindakan pengkhianatan dan sabotase.
Pengamat lainnya mempertanyakan tujuan menerima usulan ini tanpa terlebih dahulu mencapai tujuan perang Rusia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.