Uni Eropa Balas Sanksi Trump dengan Batasi Impor Komoditas Pangan dari AS
Aturan baru Uni Eropa akan menyasar produk pertanian AS seperti kedelai yang ditanam dengan pestisida yang dilarang di Eropa.
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL – Komisi Uni Eropa (UE) mengumumkan rencana pembatasan terhadap produk makanan impor yang menggunakan pestisida beracun yang dilarang masuk Uni Eropa.
Untuk tahap awal pembatasan ini akan menyasar produk pertanian AS seperti kedelai yang ditanam menggunakan pestisida, menurut laporan tiga pejabat anonim yang dilansir dari USNews.
Menurut rancangan dokumen yang akan diterbitkan badan eksekutif Uni Eropa, produk pangan yang menggunakan pestisida paling berbahaya dilarang masuk ke pasar UE.
Selain karena alasan kesehatan dan membahayakan lingkungan, hal tersebut juga untuk melindungi petani Eropa, mengenai standar ketat yang mereka hadapi di pasar global yang semakin kompetitif.
Terlebih belakangan ini Presiden AS Donald Trump kembali memberlakukan kebijakan agresif yang mengancam para petani UE.
Namun Komisi tersebut berencana untuk menghindari larangan menyeluruh dan mengambil keputusan berdasarkan kasus per kasus ketika memutuskan penggunaan pestisida beracun, dengan mempertimbangkan realitas pasar dan negara asal, kata seorang pejabat Uni Eropa.
Guna mencapai tujuan tersebut, Uni Eropa akan meluncurkan penilaian dampak pada tahun ini untuk mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan terhadap posisi kompetitif UE dan dampak internasionalnya, termasuk kepatuhan terhadap peraturan Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO.
Trump Cueki Aksi Balasan Uni Eropa
Merespon kebijakan baru Komisi UE, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku santai menghadapi sanksi baru Uni Eropa, menurutnya rencana UE membatasi impor kedelai dan produk pangan AS hanya akan merugikan Eropa sendiri.
"Itu tidak masalah. Saya tidak keberatan. Biarkan saja mereka lakukan. Itu hanya akan merugikan mereka sendiri," kata Trump.
Pejabat AS menegaskan bahwa seluruh tarif ini akan saling bertumpuk, memperberat beban perdagangan antara kedua wilayah.
Baca juga: Xi Jinping Mendadak Kumpulkan Semua Pengusaha, dari Jack Ma Sampai Pendiri BYD dan Deepseek
"Kami akan terus berupaya membuka pasar global bagi produk berkualitas tinggi dari Amerika," ujar pejabat AS.
Sebagai informasi hubungan dagang AS dan Uni Eropa memanas setelah keputusan Trump untuk memberlakukan tarif 25 persen terhadap impor baja dan aluminium mulai 12 Maret kemarin.
Masalah ini semakin kompleks pasca Trump kembali memperketat aturan impor dan tarif tambahan terhadap mobil, farmasi, dan semikonduktor.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengecam kebijakan Trump dan berjanji akan mengambil tindakan balasan yang sepadan.
Baca juga: Menlu AS Bantah Tudingan Uni Eropa Tak Dilibatkan di Negosiasi Rusia-Ukraina
Hal senada juga dilontarkan von der Leyen, Kanselir Jerman Olaf Scholz yang menegaskan bahwa Uni Eropa akan bersatu dan bertindak sebagai pasar terbesar di dunia dalam menghadapi kebijakan proteksionisme AS ini.
Blok tersebut kemudian merespons dengan mengenakan tarif sebesar 2,8 miliar euro pada barang-barang AS termasuk sepeda motor Harley-Davidson, wiski bourbon, dan jeans denim.
Rencana menerapkan tarif tambahan terhadap barang-barang AS senilai 3,6 miliar euro setelah tiga tahun dibatalkan ketika Joe Biden terpilih sebagai presiden.
Laporan Reporter: Namira Yunia
Trump Murka gara-gara Eskalator PBB Mati, AS Ancam Pecat Pegawai yang Lalai |
![]() |
---|
Macron Telepon Trump Karena Dilarang Polisi Menyeberang Jalan di New York |
![]() |
---|
Trump Incar Nobel Perdamaian, Macron: Akhiri Perang Gaza Dulu |
![]() |
---|
5 Populer Internasional: Konflik AS dan Venezuela Berlanjut - Masalah Mikrofon Mati di Sidang PBB |
![]() |
---|
Trump Ajak Prabowo dan Pemimpin Arab Muslim Kumpul, Bahas Cara Akhiri Perang Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.