Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Siap Pasang Badan, Trump: Menyerang Qatar Sama dengan Menyerang AS

Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah untuk menanggapi setiap serangan terhadap Qatar yang dianggap seperti serangan terhadap AS.

Instagram The White House
TRUMP KE QATAR - Foto diambil dari Instagram The White House, Rabu (1/10/2025). Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani (kanan) berjalan bersama ketika presiden AS tersebut mengunjungi Qatar pada 15 Mei 2025. Pada 1 Oktober 2025, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah untuk menanggapi setiap serangan terhadap Qatar yang dianggap seperti serangan terhadap AS. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menandatangani perintah presiden yang menganggap setiap serangan terhadap wilayah atau kedaulatan Qatar sebagai ancaman terhadap keamanan AS.

"Perintah presiden yang ditandatangani oleh Trump secara signifikan memperkuat komitmen Amerika Serikat terhadap keamanan Qatar," kata Gedung Putih, Rabu (1/10/2025).

Selain itu, perintah presiden menetapkan Amerika Serikat akan mengambil tindakan yang tepat untuk membela kepentingannya dan kepentingan Qatar.

"Negara Qatar telah berkontribusi sebagai mediator bagi upaya AS untuk menyelesaikan konflik regional dan internasional yang penting," tambahnya.

Beberapa hari sebelum perintah eksekutif Trump, Sky News melaporkan Qatar telah memberi tahu pemerintah AS, mereka mungkin dapat membujuk kelompok Palestina, Hamas yang berkuasa di Gaza, untuk melucuti senjata dan menerima rencana perdamaian 20 poin Trump untuk Gaza.

Pejabat Qatar dilaporkan mengatakan kepada Trump, bersama dengan negara-negara Arab, bahwa mereka mampu membujuk Hamas untuk menyetujui kesepakatan yang mencakup demiliterisasi, menurut laporan The Jerusalem Post.

Pada 9 September lalu, Israel melancarkan serangan terhadap Doha, dengan dalih menargetkan markas para pemimpin Hamas.

Serangan ini menewaskan enam orang, termasuk Humam al-Hayya (putra anggota biro politik Hamas Khalil al-Hayya), direktur kantornya Jihad Labad, tiga rekannya, dan seorang petugas keamanan Qatar.

Pemerintah Qatar marah dengan serangan tersebut dan mengancam akan membalas serangan, serta menuntut Israel untuk meminta maaf.

Sekutu dekat Israel, Presiden AS Trump, mengatakan Qatar adalah sekutu besar AS dan memperingatkan Israel untuk sangat berhati-hati.

Trump berusaha menenangkan Qatar dengan mengatakan serangan seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi dan menegaskan AS tidak terlibat dalam serangan tersebut, menekan bahwa Israel bertindak atas keputusannya sendiri.

Baca juga: PM Qatar: Rencana Trump untuk Gaza Butuh Klarifikasi dan Negosiasi Lebih Lanjut

Netanyahu Minta Maaf ke Qatar Lewat Telepon

Beberapa minggu setelah serangan itu, Israel tidak kunjung merilis permohonan maaf terhadap Qatar karena menyerang wilayahnya.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, baru mengungkapkan permintaan maafnya kepada Qatar melalui panggilan telepon dari Gedung Putih, saat ia bertemu Trump pada Senin (30/9/2025).

"Panggilan telepon kepada Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani dilakukan saat Netanyahu bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Washington. Sebuah tim teknis Qatar juga berada di Gedung Putih," menurut sumber terpisah yang mengetahui pembicaraan tersebut, lapor Reuters. 

Sebelumnya, pada KTT PBB yang dimulai pada 22 September, Trump dikabarkan telah mengajukan proposal kepada Qatar, yang menjadi mediator antara Israel dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), yang berisi rencana untuk mengakhiri perang genosida Israel di Jalur Gaza.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved