Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Konflik AS–Venezuela Berlanjut, Trump Acuhkan Rayuan Diplomasi Maduro
Trump menolak ajakan Nicolas Maduro, Presiden Venezuela untuk berdialog secara langsung, ia bersikeras pada posisinya dengan meningkatkan tekanan.
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Venezuela kembali memanas setelah Presiden Donald Trump menolak ajakan Nicolas Maduro, Presiden Venezuela untuk membuka dialog langsung.
Dalam surat bertanggal 6 September itu, Maduro menawarkan pembicaraan langsung dan jujur dengan utusan khusus AS Richard Grenell.
“Dengan hormat saya mengundang Anda, Presiden, untuk memajukan perdamaian melalui dialog yang konstruktif dan saling pengertian di seluruh belahan bumi,” tulis Maduro, sebagaimana dikutip dari CNN International.
Adapun undangan ini diusulkan setelah militer Amerika menggelar operasi di Karibia dengan alasan memerangi perdagangan narkoba yang disebut-sebut melibatkan jaringan Venezuela.
Tak sampai disitu AS bahkan turut meluncurkan serangan terhadap kapal yang diduga milik kartel narkoba Venezuela yang menuju ke AS.
Ini menjadi serangan kedua terhadap kapal yang diduga bawa narkoba dalam beberapa minggu terakhir.
Buntut operasi ini pemerintah Venezuela melaporkan setidaknya ada 11 orang tewas akibat aksi tersebut.
Mengantisipasi adanya lonjakan korban jiwa, Maduro mengulurkan tangan kepada Amerika Serikat melalui sebuah surat resmi yang ditujukan kepada Presiden Donald Trump.
“Dengan hormat saya mengundang Anda, Presiden, untuk memajukan perdamaian melalui dialog yang konstruktif dan saling pengertian di seluruh belahan bumi,” tulis Maduro.
Venezuela Bantah Tuduhan
Baca juga: Trump Umumkan Serangan Kedua AS ke Kapal Narkoba Venezuela, Tiga Orang Tewas
Selain melayangkan ajakan diplomasi, dalam surat yang juga dibagikan Wakil Presiden Delcy Rodriguez di kanal Telegram resminya, Maduro menolak klaim Washington yang menyebut dirinya bekerja sama dengan kartel narkoba untuk membanjiri pasar AS dengan kokain
Ia menyebut tuduhan Washington sebagai “berita palsu” yang disebarkan untuk melemahkan pemerintahannya.
Maduro dengan tegas mengklaim bahwa Venezuela tidak memproduksi narkotika dan bahkan telah mengirimkan “data meyakinkan” kepada AS untuk membuktikan bahwa wilayah negaranya bebas produksi narkoba.
Kendati demikian Gedung Putih tetap bersikeras pada posisinya, Presiden Trump justru semakin meningkatkan tekanan dengan menggandakan hadiah bagi siapa pun yang bisa menangkap atau memberikan informasi akurat tentang Maduro, dari 25 juta dolar menjadi 50 juta dolar AS.
Perang AS–Venezuela Bisa Picu Krisis Global
Imbas ketegangan ini, sejumlah analis kekhawatiran bahwa konflik politik dan tuduhan perdagangan narkoba bisa berujung pada konfrontasi militer terbuka antara kedua negara.
Jika perang benar-benar pecah, dampaknya akan jauh melampaui kawasan Amerika Latin. Amerika Serikat, dengan kekuatan militer terbesar di dunia, diperkirakan mampu mendominasi medan tempur.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.