Konflik Palestina Vs Israel
Trump Incar Nobel Perdamaian, Macron: Akhiri Perang Gaza Dulu
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Presiden AS Donald Trump hanya bisa meraih Nobel Perdamaian jika ia bisa mengakhiri perang Israel di Gaza.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak akan menerima Hadiah Nobel Perdamaian kecuali dia mengakhiri perang Israel di Jalur Gaza.
"Saya melihat seorang presiden Amerika yang sangat terlibat dalam masalah ini. Beliau mengulangi ucapannya pagi ini dari podium (PBB): 'Saya menginginkan perdamaian. Saya telah menyelesaikan tujuh konflik.' Beliau menginginkan Hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah ini hanya dapat diraih dengan mengakhiri konflik (Gaza) ini," kata Macron kepada BFM TV, Selasa (23/9/2025).
Macron mengatakan hanya Trump yang bisa menekan Israel untuk menghentikan perang di Gaza, karena Amerika Serikat adalah sekutu dekat Israel.
"Hanya ada satu orang yang bisa berbuat sesuatu tentang ini, yaitu Presiden Amerika Serikat ," lanjutnya.
Menurutnya, AS memiliki kemampuan untuk melakukannya karena mereka adalah pemasok senjata dan peralatan militer untuk Israel.
"Dan alasan dia bisa berbuat lebih banyak daripada kita adalah karena kita tidak memasok senjata yang memungkinkan perang di Gaza. Kita tidak memasok peralatan yang memungkinkan perang di Gaza. Amerika Serikat yang melakukannya," katanya.
Beberapa negara, termasuk Israel, Pakistan, dan Kamboja, telah menominasikan Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian tahunan atas usahanya dalam menengahi perjanjian perdamaian atau gencatan senjata.
Trump sendiri mengatakan ia pantas menerima penghargaan tersebut, yang telah diterima oleh empat presiden Gedung Putih sebelumnya, termasuk mantan presiden Barack Obama pada tahun 2009.
Hadiah Nobel Perdamaian 2025 akan diumumkan pada tanggal 10 Oktober di Oslo, Norwegia.
Trump Kecam Negara yang Akui Palestina di PBB
Beberapa jam sebelumnya, Presiden AS berbicara di KTT PBB dengan menampilkan dirinya sebagai pembawa perdamaian dunia, mengklaim ia mengakhiri tujuh perang yang tak berkesudahan sejauh ini selama masa jabatannya.
Baca juga: Guterres dan Macron Kompak Dorong Solusi Dua Negara Palestina-Israel, Waktu Hampir Habis
"Banyak orang mengatakan saya seharusnya mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian," kata Trump di KTT PBB yang diketuai oleh Prancis dan Arab Saudi, sebagai upaya menghidupkan kembali harapan akan solusi dua negara bagi konflik Palestina-Israel.
Ia menyebut perang antara Kamboja dan Thailand, Kosovo dan Serbia, serta Israel dan Iran, di antara negara-negara lain, dan mengklaim bahwa tindakannya telah menyelamatkan jutaan nyawa.
Trump juga menuduh organisasi tersebut gagal memberikan solusi bagi konflik, merujuk pada perang yang diklaimnya telah dihentikan.
Soal perang Rusia dan Ukraina, yang ia janjikan akan diakhiri pada hari pertamanya kembali menjabat, Trump hanya menyinggungnya secara sepintas.
Sementara itu, ia mengkritik keputusan negara-negara yang mengakui Negara Palestina di PBB, yang disebutnya sebagai hadiah bagi kelompok Palestina, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) yang berkuasa di Gaza, atas serangannya di Israel pada 7 Oktober 2023.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.