Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Dokumen yang Bocor Ungkap Kemesraan Microsoft dan Israel dalam Penghancuran Gaza: IDF Andalkan AI

dokumen yang bocor itu mengungkap bagaimana Israel mengintegrasikan teknologi Microsoft untuk memproduksi kebutuhan perang yang menghancurkan Gaza

tangkap layar/Guardian
Potret kehancuran Jalur Gaza dalam agresi militer Israel yang didukung perusahaan raksasa teknologi, Microsoft dalam desain The Guardian. 

Sebagai mitra terpercaya Kementerian Pertahanan Israel, Microsoft sering ditugaskan untuk mengerjakan proyek-proyek yang sensitif dan sangat rahasia. 

Stafnya juga bekerja sama erat dengan direktorat intelijen IDF, termasuk divisi pengawasan elitnya, Unit 8200.

Baca juga: Mantan Perwira Intelijen Israel: Unit 8200 IDF Kini Bobrok, Dilanda Krisis Terburuk dalam Sejarahnya

Tentara Israel anggota Unit 8200 yang berspesialisasi di bidang intelijeb dan siber saat bekerja.
Tentara Israel anggota Unit 8200 yang berspesialisasi di bidang intelijeb dan siber saat bekerja. (photo credit: IDF SPOKESPERSON'S UNIT)

Dalam beberapa tahun terakhir, dokumen menunjukkan, Microsoft juga telah memberi militer Israel akses berskala besar ke model GPT-4 OpenAI – mesin di balik ChatGPT – berkat kemitraan dengan pengembang alat AI yang baru-baru ini mengubah kebijakannya terhadap kerja sama dengan klien militer dan intelijen.

Microsoft menolak berkomentar mengenai temuan investigasi atau menjawab pertanyaan tentang pekerjaannya untuk IDF

Seorang juru bicara IDF berkata: "Kami tidak akan mengomentari masalah tersebut." Kementerian Pertahanan Israel juga menolak berkomentar.

Pengungkapan tentang hubungan 'mesra' Microsoft dengan IDF dan integrasi sistemnya dalam upaya perang menggambarkan pertumbuhan keterlibatan sektor swasta dalam peperangan berteknologi tinggi dan semakin memudarnya perbedaan antara infrastruktur digital sipil dan militer.

Di AS, hubungan komersial antara militer Israel dan kelompok teknologi besar semakin diawasi ketat dan telah memicu protes di kalangan pekerja teknologi yang khawatir produk yang mereka buat dan kembangkan telah memungkinkan terjadinya perang di Gaza, di mana Israel dituduh melakukan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional.

Namun, dalam perang yang dikenal karena penerapan sistem baru oleh IDF di medan perang – termasuk alat rekomendasi target berbasis AI seperti The Gospel dan Lavender – peran yang dimainkan oleh perusahaan teknologi besar yang berkantor pusat di AS untuk mendukung operasi Israel di Gaza, hingga saat ini, sebagian besar tetap tidak terlihat.

Potret kehancuran Jalur Gaza dalam agresi militer Israel yang didukung Microsoft
Potret kehancuran Jalur Gaza dalam agresi militer Israel yang didukung perusahaan raksasa teknologi, Microsoft dalam desain The Guardian.

Kemitraan yang Semakin Mesra

Pada tahun 2021, setelah Microsoft gagal mengamankan kesepakatan senilai 1,2 miliar dolar AS untuk merombak infrastruktur komputasi awan sektor publik Israel, para eksekutifnya memandang dengan iri ke Amazon dan Google, yang telah bergabung untuk memenangkan kontrak besar, yang dikenal sebagai "Project Nimbus".

Meskipun tidak diragukan lagi merupakan pukulan bagi bisnis Microsoft di Israel dan posisinya sebagai penyedia cloud utama IDF, dokumen menunjukkan perusahaan tersebut merasa nyaman dengan indikasi dari pejabat pertahanan Israel kalau mereka akan terus menjalin kemitraan yang kuat dengan militer Israel.

"Para eksekutif (perusahaan) berharap hubungan tersebut akan terus tumbuh, sebagian berkat integrasi teknologi dan layanan perusahaan di bagian operasi IDF yang paling rumit dan rahasia," kata laporan tersebut.

Dokumen yang bocor tersebut menggambarkan bagaimana raksasa teknologi AS mendukung berbagai kegiatan sensitif, termasuk:

*Azure, platform cloud milik Microsoft, digunakan oleh beberapa unit intelijen militer, termasuk Unit 8200 dan Unit 81, yang mengembangkan teknologi mata-mata mutakhir untuk komunitas intelijen Israel.

*Sebuah sistem yang digunakan pasukan keamanan Israel untuk mengelola pendaftaran penduduk dan pergerakan warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza, yang dikenal sebagai “Rolling Stone”, dikelola menggunakan teknologi Microsoft.

Selama agresi militer IDF ke Gaza, rangkaian sistem komunikasi dan pengiriman pesan Microsoft digunakan oleh Ofek, unit angkatan udara Israel yang bertanggung jawab untuk mengelola basis data besar target potensial untuk serangan mematikan yang dikenal sebagai "bank target".

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan