Konflik Palestina Vs Israel
Yordania Pilih Damai dengan Israel Ketimbang Perang Berlanjut di Gaza, Trauma Tragedi Nakba?
Perdana Menteri Yordania Bisher al Khasawneh lebih memilih berdamai dengan Israel ketimbang membiarkan perang Hamas-Israel terus berlanjut.
Yordania bersama beberapa negara Arab lainnya seperti Mesir, Lebanon dan Suriah pernah terlibat perang melawan Israel di tahun 1948 yang berakhir dengan kemenangan Israel yang didukung Amerika Serikat dan Inggris.
Hari Nakba merupakan tragedi pengusiran warga Palestina dari Tanah Air mereka sendiri pada 15 Mei 1948.
Milisi Zionis yang didukung AS dan Inggris menggunakan pemerkosaan dan pembantaian sebagai alat untuk mengusir 750.000 warga Palestina dari rumah mereka dan menjadikan mereka pengungsi di negara tetangga, Tepi Barat dan Gaza.

Milisi Zionis saat itu berambisi menaklukkan wilayah yang dibutuhkan untuk mendirikan negara baru, Israel, dengan mayoritas penduduk Yahudi.
Presiden Mesir Abdul Fattah As Sisi mengatakan negaranya menentang pengusiran warga Palestina ke wilayah Sinai yang sebagian besar merupakan gurun pasir di Mesir.
Abdul Fattah al-Sisi menambahkan kalau satu-satunya solusi adalah negara Palestina merdeka.
Yordania, yang menjadi rumah bagi banyak pengungsi Palestina dan keturunan mereka yang diusir selama dan pasca-tragedi Nakba, juga khawatir Israel akan menggunakan konflik dengan Hamas untuk mengusir warga Palestina secara massal dari Tepi Barat yang diduduki.
Raja Abdullah mengatakan pemindahan paksa adalah kejahatan perang.
"Pemindahan paksa (penduduk) adalah kejahatan perangmenurut hukum internasional, dan merupakan garis merah bagi kita semua,” kata dia memperingatkan.
Dalam bahasa Arab, Nakba berarti malapetaka atau bencana.
Kata ini mengacu pada konflik Israel-Palestina, merujuk pada kejadian di mana orang-orang Palestina kehilangan tanah airnya selama dan setelah perang Arab-Israel tahun 1948.
Diperkirakan sekitar 700.000 orang di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Israel melarikan diri atau terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Banyak pengungsi Palestina di luar negeri yang tidak memiliki kewarganegaraan hingga saat ini.
Tanggal 15 Mei 1948 menjadi awal perang Arab-Israel dan telah lama menjadi hari di mana warga Palestina turun ke jalan untuk memprotes pengungsian mereka.
Banyak di antara mereka yang membawa bendera Palestina, membawa kunci rumah lama mereka atau membawa spanduk dengan simbol kunci.

Konflik Palestina Vs Israel
Gaza Dibungkam, Internet dan Telepon Padam Total saat Tank Israel Kepung Kota |
---|
Lagi, AS Veto Resolusi DK PBB Soal Gencatan Senjata Gaza untuk Keenam Kalinya |
---|
Israel Pamer Iron Beam, Perisai Laser Canggih yang Bisa Hancurkan Roket dan Drone |
---|
Sidang Umum PBB 23 September di New York: Indonesia akan Bawa Isu Palestina |
---|
Rusia Turun Tangan, Bantu Warga Palestina Keluar dari Kota Gaza Saat Serangan Israel Menggila |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.