Kementan: Permintaan Kelapa dari Malaysia Capai 400 Ribu Ton Per Tahun
Pemerintah tengah memperkuat sektor perkebunan di Sulawesi Utara guna meningkatkan kesejahteraan petani.
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat permintaan kelapa dari negara tetangga terus meningkat. Bahkan, dari Malaysia bisa mencapai 400 ribu ton per tahun.
Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan, komoditas kelapa saat ini sedang booming di pasar dunia karena tidak bisa tumbuh di banyak negara, sementara Indonesia memiliki keunggulan iklim tropis.
Permintaan dari negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 400 ribu ton per tahun, serta tren konsumsi global yang bergeser dari susu hewani ke produk turunan kelapa, membuka peluang besar bagi petani.
Baca juga: Transformasi Perkebunan: BPDP Dorong Hilirisasi Sawit, Kelapa, dan Kakao
“Kelapa ini jangan dianggap enteng. Eropa tidak bisa tanam kelapa, China juga tidak bisa. Indonesia berada di garis khatulistiwa, ini keunggulan besar. Maka hilirisasi harus dilakukan di sini, jangan lagi jual bahan mentah. Dengan begitu, nilai tambah akan dinikmati langsung oleh masyarakat Sulawesi Utara,” ujar Amran, Jumat (12/9/2025).
Karena itu, kata Amran, pemerintah tengah memperkuat sektor perkebunan di Sulawesi Utara guna meningkatkan kesejahteraan petani.
Menurutnya, pengembangan perkebunan memiliki potensi besar menyerap tenaga kerja dan membuka ruang hilirisasi untuk mendorong nilai tambah produk lokal.
“Khusus Sulawesi Utara, kami menyiapkan benih dan bibit untuk 41 ribu hektare. Ini bantuan terbesar sejak Indonesia merdeka,” kata Amran.
Amran menambahkan Sulut memiliki potensi besa pengembangan sektor perkebunan, khususnya kelapa, pala, kopi, dan kakao. Dan hilirisasi menjadi kunci agar potensi besar perkebunan Sulut memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat.
“Ini bisa jadi lapangan kerja baru, baik di on farm maupun di hilirisasinya,” terang Amran.
Selain kelapa, Kementan juga mendorong pengembangan produk perkebunan lainnya dengan optimal sesuai kabupaten yang sudah didata. Mentan Amran mencontohkan potensi pala asal Sulut yang memiliki harga tinggi di pasar dunia.
“Di sini harganya Rp70 ribu per kilo, padahal di luar negeri bisa mencapai Rp100 ribu hingga Rp200 ribu. Karena itu, kami sudah siapkan 15 ribu hektare untuk pengembangannya, dan bila perlu kita tambah,” imbuh Amran.
Ketua PN Jakarta Pusat Rudi Suparmono Mengaku Ditawari 1 Juta Dolar AS untuk Bantu Perkara CPO |
![]() |
---|
Satpam PN Jaksel Ungkap Pernah Dititipkan Tas Berisi Dolar Singapura dan 2 Hp oleh Hakim Djuyamto |
![]() |
---|
Satgasmar Ambalat XXXI dan Kopaska Gagalkan Penyelundupan Sabu dan Miras di Sebatik |
![]() |
---|
Kualifikasi Piala Asia U23: Indonesia & Malaysia Senasib, Vietnam di Ambang Kelolosan |
![]() |
---|
Timnas Indonesia harus Belajar dari Malaysia, Pernah Permalukan Lebanon di Final Piala Merdeka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.