Mesin Ekonomi Swasta dan Pemerintah Harus Bergerak Capai 8 Persen Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi pada akhirnya bukan soal angka semata, melainkan wajah keseharian rakyat.
Lalu ia menyodorkan pembandingan yang sederhana tapi tegas.
“Di era SBY, ketika hanya mesin swasta yang bergerak, pertumbuhan mencapai 6 persen. Di era Jokowi, ketika hanya mesin negara yang bergerak, pertumbuhan bertahan 5 persen. Ke depan, bila kedua mesin digerakkan bersama—negara dan swasta—kita optimistis bisa mencapai 8 persen,” ujarnya.
Langkah teknis pun ia paparkan. Penyerapan anggaran segera dipercepat agar mengalir ke sektor riil. Bersama DPR RI, pemerintah juga akan memberi kelonggaran transfer ke daerah.
“Dengan begitu, daerah bisa bernapas lebih lega,” kata Purbaya.
LPS: Menjaga Kepercayaan
Plt Ketua Dewan Komisioner LPS, Didik Madiyono, melihat acara ini punya arti strategis. “Kegiatan ini positif, meningkatkan kesadaran publik terhadap perekonomian nasional, termasuk tugas LPS,” ujarnya.
Didik menyampaikan catatan kinerja yang, menurutnya, menggembirakan.
“Per Juli 2025, LPS menjamin 643,5 juta rekening, atau 99,94 persen rekening pribadi di Indonesia, serta 15,7 juta rekening BPR-BPRS,” katanya. Data itu menjadi bukti, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga di tengah riuh dinamika politik-ekonomi.
Bayangan Middle Income Trap
Di balik keyakinan Syahganda, Purbaya, dan Didik, masih membayang ancaman klasik: jebakan negara berpendapatan menengah. Bank Dunia sudah lama mengingatkan, banyak negara gagal menembus status negara maju karena hanya mengandalkan konsumsi, bukan industrialisasi.
Kasus Brasil sering disebut: sempat menanjak, tapi kemudian stagnan. Begitu pula Afrika Selatan. Sebaliknya, Korea Selatan dan Taiwan berhasil melompat keluar dari jebakan itu berkat strategi industrialisasi agresif, inovasi teknologi, dan investasi besar-besaran pada sumber daya manusia.
Indonesia masih berada di persimpangan. Apakah akan stagnan seperti Brasil, atau menanjak seperti Korea Selatan? Jawabannya, sebagian ada di pundak Menkeu baru ini.
Pertumbuhan dan Keadilan
Di ruang sidang Bidakara hari itu, diskusi seolah berputar pada satu kesimpulan: pertumbuhan 8 persen bukan sekadar mimpi, tetapi agenda yang menuntut keberanian politik dan konsistensi teknokratis.
Syahganda mengingatkan kembali, pertumbuhan hanya akan bermakna bila dibarengi keadilan. “Pertumbuhan bagus saja tidak cukup. Yang penting adalah rakyat bisa merasakan,” ujarnya.
Pemerintah Diminta Prioritaskan Optimalisasi Ekowisata daripada Ekonomi Ekstraktif |
![]() |
---|
Menteri Ekraf Teuku Riefky: Ekonomi Kreatif akan Jadi Mesin Baru Ekonomi RI |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Optimistis Ekonomi Segera Tumbuh 5,5 Persen, Sektor Properti Bakal Naik |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok 2026, Industri Tembakau Optimistis Tatap 2026 |
![]() |
---|
Nusantara Infrastructure & Rappo Berdayakan Perempuan Olah Limbah Plastik Jadi Fesyen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.